Mataram (Inside Lombok) – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) belakangan dijejali dengan pembangunan sirkuit. Mulai dari Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah hingga Sirkuit MXGP di Samota, Sumbawa. Keberadaan sirkuit-sirkuit itu disebut memiliki relevansi untuk mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB dari jajaran bawah, menuju lima besar di Indonesia.
Pengamat ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram, Dr. Ihsan Rois menilai target peningkatan IPM itu bukan hal mustahil; terutama jika pemerintah bisa mengarahkan pemanfaatan sumber daya alam yang terjadi di NTB saat ini sebagai ‘pembangunan NTB’, bukan ‘pembangunan di NTB’.
Ihsan memaknai pembangunan di NTB berarti segala pembangunan yang dilakukan saat ini dampak besarnya justru dinikmati orang luar. Sedangkan pembangunan NTB dimaknai segala sumber daya yang dimiliki dikembangkan untuk kemajuan masyarakat NTB sendiri.
“Kita harus ubah, dari pembangunan di NTB, menuju pembangunan NTB. Dampak dari semua yang sedang dilaksanakan di NTB, idealnya harus mendongkrak pembangunan IPM kita bergeser ke arah paling baik,” ujarnya, Rabu (8/3).
Dampak ekonomi yang besar dari keberadaan berbagai sirkuit di NTB diharapkan memiliki efek pada sektor pendidikan hingga pendidikan, sehingga terlihat adanya pemerataan pembangunan. “Kalau tidak bergeser-geser IPM kita dengan menggeliatnya sport tourism di NTB, malulah kita,” ujar Ihsan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB per 1 Desember 2022, IPM berada diurutan 29 dari 34 provinsi di Indonesia. IPM terendah di NTB ditempati oleh Kabupaten Lombok Utara 65,70, sedangkan urutan teratas ditempati oleh Kota Mataram (79,59). Jumlah kabupaten/kota di Provinsi NTB dengan status capaian pembangunan manusia yang tinggi (70 ≤ IPM < 80) pada tahun 2022 ada sebanyak 3 kabupaten/kota, sedangkan 7 lainnya masih berstatus “sedang” (capaian 60 ≤ IPM < 70).
Maka dari itu dengan adanya sirkuit dan beberapa event digelar di NTB dampak ekonominya akan sangat besar. Apalagi nanti setelah rampungnya pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Ditambah lagi dengan adanya event-event balapan motor cross internasional (MXGP) yang sudah dilaksanakan tahun lalu di Sirkuit Samota Sumbawa. Dan pertengahan tahun 2023 ini akan kembali digelar dua kali, di Sirkuit Samota dan Sirkuit Tohpati, Kota Mataram.
Apalagi wilayah Bali, NTB dan NTT ini, adalah gerbang NTB memasuki dunia internasional. artinya, jangan melihat dampaknya hanya dari nilai penjualan tiket balapnya saja.
“Untung berapa sih kalau lihat nilai penjualan tiketnya saja. tapi dampaknya dalam jangka pendek, dan jangka panjang. Bahkan mata dunia tertuju kepada Lombok, Indonesia,” ungkap Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram ini.
Menurutnya, indikator kemajuan masa depan NTB dapat dilihat dari seringnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno ke Lombok untuk mendorong aktivitas ekonomi dan pariwisata yang ada di daerah ini.
“Jika tidak melihat potensi besar ini untuk digarap sebaik mungkin, tidak mungkin pak menteri bolak balik Lombok. Tinggal ditingkatkan kapasitas dan kualitasnya. Bukan hanya sumber daya alam, SDMnya juga dibangun bersamaan,” pungkasnya. (dpi)