27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaKeluarga Korban Cabut Laporan, Kasus Perundungan di SMKN 3 Pujut Diselesaikan dengan...

Keluarga Korban Cabut Laporan, Kasus Perundungan di SMKN 3 Pujut Diselesaikan dengan Restorative Justice

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Pihak kepolisian telah melakukan langkah restorative justice terhadap kasus perundungan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Pujut. Sebelumnya antara keluarga pelaku dan terlapor telah melakukan musyawarah mufakat dan bersepakat untuk menghentikan kasus tersebut.

Kasat Reskrim Polres Loteng, Iptu Redho Rizki Pratama mengatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap terlapor dan sejumlah saksi terhadap kasus perundungan di SMKN 3 Pujut.

“Setelah itu kami mendapatkan informasi bahwa pihak korban maupun terlapor sudah melakukan perdamaian,” katanya saat dikonfirmasi Inside Lombok, Senin (13/3/2023) di kantornya.

Dikatakan kasat, pihaknya telah memberlakukan restorative justice terhadap kasus tersebut, terlebih antara korban dan pelaku masih merupakan anak di bawah umur. “Ini masih dalam tahap penyidikan. Namun kita berlakukan restorative justice. Laporannya juga sudah dicabut hari ini,” ujarnya.

Pihaknya mengimbau kepada orang tua siswa dan para guru untuk lebih mengawasi anak-anak dalam pergaulan terlebih saat berada di sekolah. “Supaya tidak terjadi hal-hal yang demikian. Anak-anak lebih diperhatikan dan lebih diawasi,” imbaunya.

Sementara itu, Kepala SMKN 3 Pujut, Akhirman Akbar mengatakan pihaknya mendatangi kantor Mapolres Loteng untuk menyampaikan hasil musyawarah mufakat antara kedua belah pihak dan menyampaikan pencabutan laporan. “Mereka bersepakat untuk tidak melanjutkan kasus ini atas dasar rasa kemanusiaan, supaya keberlanjutan pendidikan anak-anak kita tidak terganggu dan tidak terhambat,” katanya.

Ia menjelaskan, bahwa antara korban dan pelaku sudah masuk sekolah dan belajar seperti biasa dengan normal. “Sudah tidak ada masalah. Mereka sudah mulai normal belajar sejak Senin yang dulu itu setelah kejadian. Sudah tidak masalah,” jelasnya.

Diterangkan Akbar, pihaknya juga terus mendampingi para siswa yang terlibat dalam aksi perundungan itu secara psikisnya sampai ke rumahnya, sehingga tidak merasa canggung bersama teman-temannya.

“Kita sudah cari ke rumahnya dan alhamdulillah kita tetap dampingi psikisnya, supaya tidak merasa (canggung, Red) kepada teman-temannya,” pungkasnya. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer