25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaLombok BaratPengairan dari Bendungan Batujai Distop, 70 Hektare Lahan Pertanian di Giri Sasak...

Pengairan dari Bendungan Batujai Distop, 70 Hektare Lahan Pertanian di Giri Sasak Terancam Gagal Panen

Lombok Barat (Inside Lombok) – Kurang lebih 70 hektare lahan pertanian di Dusun Lendang Kuripan, Desa Giri Sasak, Kecamatan Kuripan terancam gagal panen. Kondisi tersebut akibat sumber air untuk pengairan sawah di kawasan itu ditutup untuk perbaikan Bendungan Batujai, Lombok Tengah.

“Kalau masalah pupuk alhamdulillah sudah cukup. Namun kendala pada penanaman musim kedua ini, karena air sebagai sumber utamanya tertutup oleh proyek saluran di bendungan tersebut,” ungkap salah seorang Pekasih dari Subak Giri Sasak, Lalu Ayem saat dikonfirmasi Senin (13/03/2023).

Para petani di Giri Sasak saat ini diakuinya sangat membutuhkan air, terlebih intensitas hujan sudah semakin berkurang. Karena lahan sawah mereka sudah memasuki musim kedua atau MTII. Di mana, secara keseluruhan lahan sawah di kawasan tersebut mencapai 100 hektare dan kurang lebih 70 hektarenya saat ini sedang digarap.

“Rata-rata mereka berharap besar kepada air hujan dan bendungan di kawasan ini. Tapi sekarang bendungan itu ditutup untuk percepatan perbaikan saluran,” ungkap dia.

Dikonfirmasi terpisah, Kadis Pertanian Lobar, Lalu Winengan meminta Pemda Loteng untuk melakukan sinergi. Karena sumber pengairan untuk mendukung berjalannya masa tanam untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

“Lahan pertanian di Lombok Barat tempat orang menanam, yang memberikan sumbangan sebagai lumbung pangan pemerintah, yang menyumbangkan kurang lebih 35 ribu ton setahun untuk cadangan pangan pemerintah,” terang Winengan, Rabu (15/03/2023).

Ia pun meminta kepada Bupati Loteng supaya memerintahkan kepala bidang pengairannya, agar tidak perlu menyetop aliran air yang menjadi sumber pengairan pertanian tersebut saat memang ada perbaikan untuk saluran irigasi bendungan. “Ini untuk membangun kebersamaan, sudah tidak bisa kita saling gengsi. Karena petani ini adalah pahlawan bagi penduduk Indonesia,” tegasnya.

Jika aliran air selama perbaikan itu disetop, pihaknya khawatir lahan seluas 70 hektare yang sudah digarap di Giri Sasak bisa terancam gagal panen. Dia pun menyarankan, jika pagi hingga sore perbaikan irigasi itu berlangsung, mungkin bisa saja aliran airnya distop sejenak. Namun saat malam hari, bisa dialirkan kembali hingga pagi.

“Saya selaku Kepala Dinas Pertanian memohon supaya petani ini jangan sampai dihancurkan. Saya memohon kebijakan dari Pemerintah Lombok Tengah,” pungkasnya.

“Kita sangat mendukung proyek itu, tapi kita harus mengutamakan kepentingan petani untuk menjaga ketersediaan dan pemenuhan kebutuhan pangan di Daerah dan Nasional,” tutupnya. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer