Lombok Tengah (Inside Lombok) – Pengawasan pelaksanaan pemilu yang akan berlangsung pada, 24 Februari 2024 mendatang perlu dilakukan semua pihak. Untuk itu, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Lombok Tengah (Loteng) menggandeng pegiat media sosial atau influencer untuk berpartisipasi dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait hal tersebut.
Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data dan Informasi Bawaslu Loteng, Harun Azwari Mengatakan para pegiat media sosial diharapkan menjadi penyebar informasi yang baik dan positif kepada masyarakat. Termasuk menyediakan wahana pembelajaran politik yang tentunya jauh dari berita hoaks dan berita bohong.
“Maka kita harus bijak menjadi pengguna media sosial, dan menjadi penyebar informasi baik dan tidak berbau hoaks dan fitnah,” ujarnya, Selasa (21/3/2023).
Menurutnya, dalam pemilu-pemilu sebelumnya pihaknya cukup sering menemukan pelanggan pemilu melalui media sosial, sehingga pada penyelenggaraan pemilu ke depan tidak terjadi hal seperti demikian.
“Penggunaan media sosial untuk hal yang positif, seperti mengajak masyarakat menjaga hak pilihnya dan menjaga stabilitas demokrasi dengan konten yang positif,” katanya.
Sementara itu, Kordiv Pencegahan dan Humas Bawaslu Loteng, L Fauzan Hadi menyebut pihaknya mencatat masih minimnya partisipasi masyarakat dalam konteks pengawasan pemilu. Maka pihaknya mengajak para pegiat media sosial untuk terlibat mengajak masyarakat untuk terlibat.
“Bagaimana masyarakat itu berpartisipasi dengan penuh kesadaran dan tidak apatis dengan isu-isu politik dan tidak tahu dalam isu politik,” katanya.
Salah satu pegiat media sosial, Erika Oktaviana Prasetyo mengatakan, bahwa selama ini ia beranggapan bahwa politik merupakan hal yang tidak penting, akan tetapi setelah mengikuti pemaparan Bawaslu bahwa politik ini penting untuk generasi milenial.
“Ternyata setelah mengikuti sosialisasi ini bahwa hak saya dalam pemilu itu sangat penting dalam kedepannya sehingga politik mau gak mau tidak mau harus tau,” katanya.
Menurutnya, anak muda cenderung tidak memahami politik jika disampaikan dengan bahasa yang berat, maka dari itu ia mengajak anak muda untuk berpartisipasi dalam politik dan pengawasan pemilu.
“Jujur anak muda itu kalau pembahasan yang berat itu kayak masuk telinga kanan keluar telinga kiri, maka kita akan sampaikan sesuai bahasa anak muda melalui followers di akun Instagram kita,” pungkasnya. (fhr)