27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiNTB Minta Kuota 20 ribu Ekor Sapi Didatangkan dari NTT

NTB Minta Kuota 20 ribu Ekor Sapi Didatangkan dari NTT

Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB memberikan rekomendasi untuk mendatangkan sekitar 20 ribu ekor sapi potong dari NTT. Hal itu sesuai dengan permintaan PT Atra Begawan Nusantara (ABN) atau pengelola Rumah Potong Hewan (RPH) Banyumulek.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB, Khairul Akbar menerangkan secara umum NTB memang sudah mampu menyediakan sapi potong sendiri. Sayangnya harga sapi lokal lebih tinggi dibanding dengan sapi luar. Sehingga pengelola meminta rekomendasi mendatangkan dari luar.

“Kami sudah berikan rekomendasi untuk mendatangkan 20 ribu ekor sapi potong dari NTT. Kita sudah ke NTT juga dengan Balai Karantina untuk kerjasama antar pemerintah daerah untuk pengiriman ternak dari NTT ke NTB,” ujar Khairul, Kamis (30/3).

Diterangkan, harga sapi di NTT berdasarkan kondisi lapangan Rp27.500 per kilogram (kg) untuk sapi hidup. Jika ditambah dengan ongkos kirim sampai ke RPH Banyumulek, masih tetap lebih rendah dibandingkan dengan harga sapi di NTB.

Untuk memastikan kerjasama pembelian ini, Pemprov NTB juga sudah berkoordinasi dengan Pemprov NTT untuk dibijaksanai. “Tidak saja khusus sapi, tapi komoditas lain seperti hasil-hasil pertanian, dan perikanan termasuk didalamnya,” terangnya.

Selain mendatangkan dari NTT, PT. ABN juga akan mendatangkan sapi-sapi potong dari Australia untuk memenuhi kebutuhan potong di RPH Banyumulek. Kandang-kandang penampungan pun tengah dipersiapkan.

Saat ini proses pembelian sapi di NTT sedang dilakukan oleh PT. ABN, sebagaimana rencananya mendatangkan 20 ribu ekor untuk menutupi kebutuhan operasional RPH Banyumulek. Jika dilihat perbandingan harga sapi di NTB dan Pulau Jawa terbilang tinggi.

Maka dari itu pengelola RPH Banyumulek berharap harga sapi hidup Rp48 ribu per kg. Sedangkan harga sapi NTB antara Rp50-52 ribu per kg hidup. “Tingginya harga sapi lokal ini dipengaruhi oleh tingginya harga pembelian bibit sapi, mata rantai pembelian yang panjang, serta ongkos transportasi. Banyak calo di pasar-pasar hewan kita. Sehingga harganya menjadi mahal,” bebernya.

Sebagaimana diketahui, NTB sebagai pemilik aset RPH Banyumulek sudah memberikan hak pengelolaan secara resmi kepada PT. ABN untuk menghidupkan kembali aktifitas di RPH terbesar di NTB ini. Di mana pada rencana awal ditargetkan hingga sebanyak 100 ekor sapi bisa dipotong dalam sehari. Kemudian daging sapi potong yang dikemas dan dijadikan aneka olahan.

Dikatakan target potong sehari di RPH Banyumulek belum dapat terpenuhi. Karena mahalnya harga sapi–sapi lokal NTB, sehingga belum masuk hitung-hitungan bisnis antara perusahaan dengan kelompok-kelompok ternak di Pulau Sumbawa.

“Belum masuk hitungan bisnisnya. Sehingga perusahaan harus mendatangkan sapi potong dari NTT sebanyak 94 ekor kemarin,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer