28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaLombok BaratKasus Malaria di Lobar Meningkat Awal Tahun Ini

Kasus Malaria di Lobar Meningkat Awal Tahun Ini

Lombok Barat (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Barat (Lobar) akui kasus malaria di awal tahun ini mengalami peningkatan. Terutama di Kecamatan Gunungsari dan Batulayar, serta mulai muncul juga di Kecamatan Lingsar.

“Yang jelas malaria di awal tahun ini meningkat, artinya kasusnya ada. Karena yang biasanya tidak ada, tapi sekarang tiba-tiba muncul. Nah ini kan, ada apa?” ungkap Kabid P3KL Dikes Lobar, dr. H. Ahmad Taufik Fathoni yang dikonfirmasi awal pekan ini.

Menurutnya, tren malaria di Lobar saat ini justru tiba-tiba muncul kasus di daerah-daerah yang sebelumnya tak pernah terjangkit. Sampai dengan Februari lalu pihaknya mencatat ada 16 kasus malaria.

“Yang tersebar di Batulayar yang daerah di belakang-belakang kantor Camat kalau tidak salah, Pusuk Lestari (juga), terus kalau di Gunungsari ini ada di Bukit Tinggi dan Mekar Sari. Satu lagi muncul di Lingsar,” bebernya.

Terkait penanganan malaria itu, letak geografis wilayah-wilayah yang menjadi lokasi penyebaran diakuinya menjadi kendala. “Untuk antisipasi malaria ini agak ini ya, apalagi di Bukit Tinggi itu kan panjang aliran sungainya sampai 5 kilometer, begitu pun yang di Pusuk Lestari. Itu yang jadi kendala utamanya,” sebutnya.

Selain itu, yang turut menjadi kendala juga diakuinya terkait kebiasaan masyarakat. “Apalagi yang daerah Bukit Tinggi itu kan masyarakat banyak produksi gula merah dan cetakan gula merahnya itu direndam. Nah rendaman cetakan itu dibiarkan di air yang menggenang cukup lama. Nah di sanalah muncul jentik-jentik nyamuk,” bebernya.

Fathoni menyebut bahwa saat ini ada tim laboratorium dari Surabaya yang sedang melakukan uji coba terkait efektivitas kelambu malaria yang ada. “Kami belum dapat feedback, apakah kelambu ini sudah resisten terhadap nyamuk malaria. Karena di kelambu malaria ini ada insektisidanya. Jangan-jangan karena sudah lama dan expired jadi kandungannya sudah hilang, atau ada sesuatu yang tidak pas untuk kelambu ini,” jelasnya kemudian.

Bahkan dia menuturkan, sebelum memasuki Ramadan, pihaknya mencoba menangkap kurang lebih 1000 nyamuk untuk uji coba. “Jadi ngambil nyamuk yang sudah jadi, jentik tidak bisa. Itu di daerah Tanjung Bias, sama Mekar Sari,” tuturnya.

Dari hasil uji coba tersebut ditemukan pihaknya bahwa nyamuk yang ada di wilayah Tanjung Bias, banyak ditemukan di daerah yang airnya menggenang. “Itu banyak yang kita temukan nyamuk malaria dewasanya. Nah kalau yang di Mekar Sari itu gak ada nyamuk dewasanya, tapi jentiknya muncul,” pungkasnya. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer