27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaTurunkan Angka Stunting, Pemprov NTB Dorong Anak-Anak Konsumsi Dua Butir Telur Setiap...

Turunkan Angka Stunting, Pemprov NTB Dorong Anak-Anak Konsumsi Dua Butir Telur Setiap Hari

Mataram (Inside Lombok) – Intervensi penurunan angka stunting di NTB akan digencarkan dengan pemberian telur. Anak stunting disarankan untuk rutin mengkonsumsi dua butir telur setiap hari.

“Penekanan eksekusinya berkualitas kemudian kita gotong royong untuk pemberian telur,” kata Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalillah, Selasa (11/4) usia rapat stunting. Ia mengatakan, penanganan stunting tidak saja tentang alokasi anggaran yang disiapkan pemda. Namun penanganan kasus anak tinggi kurang ini dengan cara bergotong royong. “Ini berkoordinasi dan bergotong royong pemberian telur bagi anak-anak stunting,” lanjutnya.

Selain pemberian makanan tambahan, alat yang digunakan untuk mengukur anak stunting harus lebih tepat. Karena pemerintah pusat juga mendrop alat USG ke semua puskesmas di kabupaten/kota. “Ini ada beberapa yang belum dapat,” katanya.

Dengan adanya program ini, ibu hamil diminta untuk memeriksakan bayi secara rutin. Sehingga penanganan terhadap ibu hamil akan melahirkan anak dengan berat berat badan rendah lebih cepat ditangani.

“Sebelum lahir itu harus cek. Jadi kan sebelum lahir sudah diperbaiki dulu, gizinya dan lainnya. Jangan setelah lahir sudah berat badan rendah,” tegasnya. Wagub mengatakan, mengawasi kasus anak stunting di NTB seharusnya cukup mudah. Hal ini disebabkan karena posyandu keluarga sudah mulai berjalan di semua tempat.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri mengatakan pemberian telur sedang dimasifkan untuk menangani anak stunting di NTB. Misalnya, di Dinas Kesehatan Provinsi NTB sudah sepakat untuk membawa telur setiap minggu.

Telur yang terkumpul kemudian akan dibagikan ke daerah yang menjadi tanggung jawabnya. “Ini konsepnya gerakan untuk menurunkan stunting. Bukan stunting saja, tapi calon yang akan melahirkan anak stunting. Ibu hamil yang anemia juga memiliki kontribusi yang besar,” katanya.

Ditegaskan, jika intervensi dilakukan hingga ibu hamil maka penurunan angka stunting di NTB bisa lebih cepat. Terkait dengan gotong royong pemberian telur ini, karena telur adalah salah satu makanan yang mudah didapat dan memiliki protein yang tinggi.

“Konsep ini sudah dilakukan di beberapa tempat di provinsi lain dengan intervensi telur. Termasuk beberapa penelitian juga mengungkapkan signifikan peningkatan berat badan dan tinggi badan anak yang diintervensi telur protein hewani,” tutup Fikri. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer