Lombok Tengah (Inside Lombok) – Sebanyak 27 orang hafidz dan hafizah dengan hafalan 30 juz Al-Quran ikut mendaftar menjadi peserta calon penerima beasiswa Mahasiswa Kedokteran yang disediakan Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Tengah (Loteng). Dari puluhan peserta itu, 19 orang dinyatakan lulus seleksi administrasi.
Bupati Loteng, Lalu Pathul Bahri mengatakan pihaknya telah melakukan seleksi kepada hafidz dan hafidzah calon penerima beasiswa tersebut. “Dari 27 hafidz dan hafidzah yang mendaftarkan diri, 19 orang yang dinyatakan lolos administrasi dan berlanjut kepada seleksi hafalan dan tes tulis,” ujarnya, Senin (17/4/2023).
Dikatakan, setelah dilakukan seleksi hafalan dan tes tulis para calon penerima beasiswa tersebut akan dikunjungi oleh tim juri ke rumah masing-masing. Tujuannya untuk melakukan pengecekan silang terhadap identitas dan kondisi lingkungannya.
“Kita akan kunjungi ke rumah masing-masing untuk mengecek identitasnya,” ujarnya. Pathul berpesan, peserta yang lulus seleksi agar tidak cepat puas. Sebab perjalanan masih panjang.
Kemudian bagi peserta yang belum mendapat kesempatan di tahap ini, pihaknya meminta jangan putus asa. Sebab tahun depan akan kembali dilakukan seleksi untuk program beasiswa serupa. “Jangan menyerah, masih ada hari lain. Belajarlah yang giat,” pesanya.
Selain itu, bagi peserta yang memenuhi persyaratan akan membuat pakta integritas yang wajib dipenuhi dan disetujui oleh calon penerima beasiswa tersebut. Salah satu poin yang akan dimuat adalah setelah selesai menempuh pendidikan kedokteran, maka dokter tersebut wajib bekerja di Klinik Peduli Yatim yang akan dibangun Pemda Loteng. Termasuk memenuhi tugas mengasuh dan memberikan pengobatan gratis kepada anak-anak yatim.
Sementara itu salah satu tim seleksi, TGH Sabaruddin menegaskan seleksi kali ini adalah yang pertama dilakukan oleh Pemda Loteng, sehingga tahapan seleksinya sangat ketat. “Kita jamin tidak ada permainan mata dalam seleksi ini. Sangat ketat dan transparan,” ujara qori internasional itu.
Ia menjelaskan, tim penguji terdiri dari qori dan qoriah serta hafiz dan hafizah internasional yang sangat berkompeten dalam melakukan pengujian. Pihaknya menjamin seleksi dilakukan secara profesional, transparan, dan tidak neko-neko. Saat ini peserta sudah memasuki tahap dua, di mana sebelumnya ada 8 orang terpental akibat gagal di administrasi.
“Dipersyaratkan adalah lulusan l jurusan IPA sesuai ketentuan pihak Universitas Mataram sehingga ada yang tidak lolos,” pungkasnya. (fhr)