Lombok Barat (Inside Lombok) – Okupansi hotel di wilayah Gili Gede, Sekotong justru meningkat 20-40 persen selama Ramadan. Tamu hotel sendiri didominasi wisatawan mancanegara.
“Kita harus akui selama Ramadan ini okupansinya kisaran dari 20 sampai 40 persen lah, kalau kita prediksikan itu,” ungkap pemilik Thamaridn Resort Gili Gede, Abubakar Abdullah belum lama ini.
Kata dia, tak bisa dipungkiri bahwa selama Ramadan tamu yang paling banyak datang dari Eropa, terutama Jerman. “Di sini kalau musim high season sangat-sangat recommended untuk teman-teman Jerman. Tempat kita ini bisa dikatakan kampung Jerman malah,” terangnya.
Dirinya menuturkan bahwa pesanan kamar pun terus berdatangan di bulan Ramadan ini. Bahkan tak tanggung-tanggung wisatawan yang menginap dari Jerman pekan ini ada belasan orang. “Jadi kita (kawasan Gili Gede) ini lebih ke referensi,” imbuh Abu.
Menurutnya, biasanya para tamu yang datang dari Jerman menyukai suasana tenang dan damai yang cenderung sepi, bak ‘private island’ di Gili Gede. Sehingga saat high season kawasan itu akan diburu para turis Jerman.
Pihaknya pun optimis, di musim high season usai Ramadan nanti okupansinya bisa lebih dari 50 persen. “Apalagi nanti kalau sudah high season, Juli sampai September itu sudah terbooking semua,” jelasnya.
Termasuk di musim MotoGP nanti, diakuinya sejak saat ini sudah mulai ada bookingan yang masuk dari turis mancanegara. Namun, Abu belum bisa memastikan apakah mereka yang menginap di musim itu merupakan penonton MotoGP atau bukan. “Saya pastikan pas itu (MotoGP) ada (tamu mancanegara). Walaupun tidak 100 persen (okupansi), tapi dampaknya ada,” beber dia.
Karena banyak tamu mancanegara yang datang ke sana, kata dia lebih mencari ketenangan untuk relaksasi. “Kalau di sini (Gili Gede) memang untuk life family holiday destination,” lugas pria yang juga anggota DPRD Lobar ini.
Bahkan, Abu menuturkan banyak tamu yang justru penasaran dengan keunikan-keunikan serta ibadah yang dilaksanakan masyarakat setempat selama Ramadan. “Jadi kita jelaskan karena ini bulan puasa, ada yang tadarusan. Jadi kadang banyak pertanyaan (penasaran) dan ada juga tamu yang memahami itu,” pungkasnya. (yud)