26.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaStunting Masih Terjadi, Konsepsi dan Pemda Lotim Rembuk Bareng

Stunting Masih Terjadi, Konsepsi dan Pemda Lotim Rembuk Bareng

Lombok Timur (Inside Lombok) – Lembaga Swadaya Masyarakat Perkumpulan KONSEPSI bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur menggelar kegiatan Rembuk Stunting. Ini merupakan kegiatan ketiga dari delapan aksi integrasi intervensi penurunan stunting sebagaimana telah dirancang oleh Pemerintah Pusat.

Kegiatan ini adalah ajang bagi berbagai pemangku kepentingan pembangunan di Lombok Timur
untuk mendiskusikan strategi-strategi efektif. Ini merupakan upaya percepatan pencegahan dan penurunan prevalensi balita stunting, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.

Menurut Kepala Bappeda Lombok Timur, Achmad Hadi Dewanto, ST.,MT, kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan komitmen pelaksanaan integrasi intervensi penurunan stunting secara bersama-sama antara Organisasi Perangkat Daerah sebagai penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat.

Di dalam rembuk ini, para pihak melakukan Penandatanganan komitmen bersama untuk
dukungan dan komitmen Integrasi Penanggulangan dan Penurunan Stunting tahun 2020 dengan fokus pada 32 (tiga puluh dua) desa lokasi sasaran. Acara dibuka langsung oleh Sekda Lombok Timur sekaligus memberikan arahan-arahan bagi pengambilan
kebijakan strategis daerah.

Dalam sambutannya, Sekda Lombok Timur H. Rohman Darly mengatakan bahwa
penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu. Mencakup intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif serta membutuhkan dukungan semua pihak.

“Saya meminta keseriusan dan komitmen dari kepala desa dan para pihak untuk bersama-sama melakukan Integrasi Penanggulangan dan Penurunan Stunting dengan memanfaatkan segala potensi yang ada,” ujarnya.

Lebih dari 150 orang peserta hadir dalam acara ini sebagai representasi dari para pemangku
kepentingan pembangunan daerah. Diantaranya Dinas/SKPD terkait, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa (32 Desa Prioritas), Lembaga Swadaya Masyarakat , Perguruan Tinggi, dan Unsur Media.

Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga
anak terlalu pendek untuk usianya. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 mencatat sebanyak 30.8 % anak balita di Indonesia mengalami stunting. Bayi di bawah usia lima tahun dan bayi dibawah usia dua tahun yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal dan cenderung lebih rentan terhadap penyakit.

“Kami akan memfasilitasi implementasi 8 (delapan) aksi integrasi intervensi penurunan stunting di Kabupaten Lombok Timur,” ujar Direktur KONSEPSI Dr. Moh. Taqiuddin.

Ia mengatakan bahwa percepatan penurunan stunting memerlukan keterlibatan beragam pemangku kepentingan pembangunan dengan berbagai keahlian melalui pendekatan konvergensi terintegrasi.

Lembaga Swadaya Masyarakat KONSEPSI dengan dukungan dari SNV Indonesia dan The International Food Policy Research Institute (IFPRI) telah mengimplementasikan Program Voice for Change Partnerships (V4CP) sejak 2016 hingga saat sekarang. Dalam rangka mendorong perubahan kebijakan lokal (tingkat provinsi, kabupaten dan/atau desa) terkait

Termasuk dengan penyediaan pelayanan untuk mendukung ketersediaan akses dan pemanfaatan pangan agar dapat memberikan manfaat kepada masyarakat kurang mampu. V4CP ini diharapkan dapat
berkontribusi terhadap pencapaian target nasional penurunan prevalensi stunting pada balita/baduta menjadi 28 % pada tahun 2019 ini.

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer