Lombok Barat (Inside Lombok) – Dusun Kedondong Bawah, Desa Pusuk Lestari, Kecamatan Batulayar diguyur hujan deras pada Selasa (09/05) siang tadi. Akibatnya jembatan yang menjadi akses utama warga setempat untuk ke hutan memproduksi tuak manis nyaris putus diterjang derasnya air bah yang mengalir di sungai setelah hujan tersebut.
Camat Batulayar, Afgan Kusuma Negara menyebut kondisi jembatan itu sebenarnya masih kokoh. Namun derasnya air mengakibatkan ujung sebelah jembatan (abutment) ambruk.
“Bukan karena termakan usia, tetapi karena terjangan air. Kondisi jembatannya sendiri masih kuat dan kokoh dan tidak putus di tengah,” ujarnya saat dikonfirmasi usai meninjau langsung kondisi di lokasi, Selasa (09/05/2023).
Meski masih bisa dilalui, pihaknya khawatir jika tidak ada penanganan segera terkait kondisi jembatan itu justru nantinya bisa membahayakan masyarakat sekitar. “Jembatan ini sendiri kalau kita jalan kaki masih bisa dilewati, tapi dengan berhati-hati dan yang penting tidak dalam kondisi banjir,” imbuh dia.
Dari penuturan warga setempat, Afgan menyebut jembatan itu berusia sudah hampir 20 tahun. Namun kondisi perubahan iklim dan diduga akibat alih fungsi lahan mengakibatkan jembatan itu tak lagi bisa menahan derasnya debit air yang mengalir dari hulu saat terjadi hujan.
“Saya meyakini bahwa ini penyebabnya adalah mulai berkurangnya kayu-kayu kita di hutan. Walaupun mungkin saat ini tidak gundul melainkan berkurang,” jelasnya. Kondisi saat ini dinilai sudah tidak sebanding antara tingginya volume air yang mengalir dari hulu dengan kebutuhan pepohonan yang seharusnya berfungsi untuk menghambat laju air dari gunung ke daratan yang lebih rendah.
Pihaknya pun akan mencoba mengimbau para pengelola hutan kemasyarakatan (HKM) agar lebih banyak lagi menanam pepohonan yang batangnya keras dan akarnya lebih kuat. “Supaya masyarakat jangan hanya menanam pohon semusim yang kurang kuat akarnya, tetapi juga pohon-pohon keras,” harap dia.
Meski jembatan di Dusun Kedondong Bawah itu nyaris putus, dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun rumah warga yang terdampak. “Karena memang karakter air bah di Batulayar ini dia paling lama 1 jam, setelah itu sudah surut, hilang,” jelasnya.
Walaupun demikian, Afgan tetap mengimbau supaya masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir ataupun longsor yang bisa saja terjadi. “Patut diwaspadai karena dia deras dan berpotensi untuk bikin longsor dan ambruk bronjong dan juga bisa menghanyutkan orang,” pesan Camat Batulayar ini.
Dikonfirmasi terpisah, Kalak BPBD Lobar, Syahrudin menyebut kondisi jembatan tersebut masih kokoh. Namun memang abutment atau substruktur yang ada di ujung jembatan yang berfungsi untuk menopang strukturnya tersebut yang tergerus.
“Abutmentnya yang hancur, nah besok abutmennya yang kita tangani. Besok makanya saya coba turun sama tim konsultan untuk membantu menghitungkan kira-kira berapa anggaran yang dibutuhkan untuk itu,” tutup Syahrudin. (yud)