Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mencatat realisasi hasil tangkapan ikan nelayan dari Januari hingga Juni 2019 mencapai sekitar 800 ton dari target 1.850 ton.
Kepala Bidang Perairan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Emir Rumair di Mataram, Jumat, mengatakan dari 800 ton realisasi hasil tangkapan nelayan itu didominasi jenis ikan tongkol.
“Ikan tongkol memang menjadi hasil tangkapan unggulan di Mataram karena nelayan di sini rata-rata nelayan kecil dengan jarak melaut sekitar tiga mil,” katanya.
Terkait dengan itu, DKP aktif melaksanakan program pemberdayaan nelayan melalui pengolahan ikan hasil tangkapan, agar nelayan dapat mengolah ikan tongkol menjadi berbagai makanan lain untuk dijual saat hasil tangkapan melimpah dan menjadi mata pencaharian saat cuaaca ekstrem.
Pelatihan pengolahan ikan diberikan kepada istri nelayan sebagai salah satu program pemberdayaan masyarakat nelayan sekaligus upaya meningkatkan kesejateraan nelayan.
“Jadi ketika suami mereka tidak melaut akibat cuaca ekstrem, istri nelayan bisa membantu mengolah ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Hj Baiq Sujihartini sebelumnya mengatakan, untuk setiap kegiatan DKP menyasar tiga kelompok istri nelayan dengan target 10 kelompok. Satu kelompok minimal beranggotan 10 orang untuk memudahkan pembinaan.
Beberapa jenis pelatihan olahan ikan yang akan diberikan antara lain, abon ikan, pemindangan, dan kerupuk ikan.
“Setelah mendapatkan pelatihan, para peserta akan diberikan berbagai peralatan pengolahan ikan, sebagai modal awal agar mereka bisa langsung mempraktekkan ilmu yang sudah didapat,” katanya.
Menurutnya, pelatihan pengolahan ikan tahun ini ditargetkan sebanyak 10 kelompok dan dilaksanakan secara bertahap. Dimana, sebagian kelompok akan dilatih bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Mataram.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Ketua Baznas Mataram, dan meminta agar program pemberdayaan di Baznas bisa diarahkan juga pada pelatihan pengolahan ikan. Alhamdulillah Baznas memberikan respons positif,” katanya. (Ant)