Mataram (Inside Lombok) – Peredaran narkotika di NTB semakin sering terjadi. Berbagai kasus terkait narkotika pun berhasil diungkap beberapa waktu belakangan. Mulai dari pengiriman 12 kilogram (kg) sabu ke wilayah Lombok Tengah, kemudian pengamanan 9 kg ganja yang coba dibawa masuk ke NTB, hingga 1,1 kg kokain yang ditemukan mengambang di tengah laut tanpa jelas pemiliknya.
Melihat banyaknya kasus narkotika dengan barang bukti besar itu Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin mengatakan pencegahan peredaran narkotika di NTB memang butuh peran semua pihak. Baik dari Bea Cukai, otoritas bandara dan pelabuhan serta jasa ekspedisi. Pasalnya, modus yang banyak dipakai beberapa waktu belakangan untuk mengirim narkotika adalah memanfaatkan jasa ekspedisi.
“Kerja sama ini sudah dilakukan terus menerus, cuma tidak kalah penting adanya pelaporan daripada masyarakat apabila ada indikasi penjualan narkotika segera dilaporkan,” ujar Arman, Senin (22/5).
Menurutnya, wilayah NTB yang terbilang luas dengan dua pulau, yakni Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa juga menjadi tantangan tersendiri. Sehingga dibutuhkan pengamanan lebih ketat.
“Karena keterbatasan, wilayah yang besar. Mereka (pengedar, Red) bisa masuk ke pintu-pintu yang memang sudah di profling oleh mereka. Sehingga bisa melakukan kegiatan penjualan di sini,” katanya.
Sebelumnya, Kapolda NTB, Irjen Pol Djoko Poerwanto mengatakan one gate system atau sistem satu pintu dinilai menjadi solusi meminimalisir masuknya narkotika ke NTB. “Kita tidak bisa sendiri polisi. Kita harus bersama-sama untuk membuat daya tangkal (masuknya narkoba) yang ada di situ,” ujarnya. (dpi)
