Mataram (Inside Lombok) – Gelaran MXGP di Kota Mataram mengambil tempat di eks Bandara Selaparang. Event balap motocross internasional itu diharapkan bisa berdampak pada pelaku usaha, termasuk para pedagang kaki lima (PKL) yang sudah lama berjualan di kawasan eks bandara tersebut. Karena pada momen itu, para PKL bisa mendapatkan omzet yang lebih besar dari biasanya.
Salah seorang pedagang nasi di samping eks Bandara Selaparang, Titi Nurhayati mengatakan dirinya sudah berjualan puluhan tahun lalu, tepatnya sejak Bandara Selaparang mulai beroperasi. Dengan adanya event internasional yang akan digelar pada 1-2 Juli 2023 mendatang, ia sangat berharap bisa dilibatkan.
“Lama sekali kita sudah jualan di sini. Jadi kan ini ada event, kita berharap masih bisa diizinkan berjualan,” katanya, Selasa (23/5) siang.
Ia mengatakan, jika selama event MXGP nantinya dirinya tidak diizinkan untuk mendirikan lapak di lokasi saat ini, mungkin bisa diberikan tempat di dalam kawasan. Dengan demikian masih tetap bisa berjualan selama pelaksanaan MXGP berlangsung.
“Kalau biasanya misal ada acara itu kita diminta masuk ke dalam. Jadi disini itu nggak ada pedagang. Tapi kita ada tempat di dalam,” katanya.
Diakuinya, lapak yang digunakan saat ini masih menggunakan terpal sebagai tenda. Jika diharapkan bisa lebih rapi, maka ada bantuan yang bisa diberikan. Titi pun mengaku, saat ini belum ada modal untuk membuat tenda yang lebih bagus. “Lurah yang sudah menyampaikan jangan pakai terpal, disuruh pakai tenda. Jadi harapan kita ada bantuan,” ujarnya.
Selama ini omzet dari berjualan nasi yaitu sebesar Rp300 ribu per hari. Jika ada event, maka bisa mencapai Rp500 ribu. “Biasanya di sini, kalau lagi ada acara ramai bisa sampai Rp500 ribu,” katanya.
Pedagang yang lain, Raodah mulai khawatir tidak bisa lagi berjualan di lokasi saat ini. Karena belum ada informasi yang diterima bahwa para PKL akan diakomodir selama event MXGP. “Kita tidak boleh jualan di sini lagi,” keluhnya.
Larangan berjualan ini berkaca pada pengalaman sebelumnya pada saat event WSBK tahun lalu. Sementara terkait ada atau tidaknya tempat yang diberikan nanti di dalam bandara, ia mengaku tidak mengetahui secara pasti. “Dulu kan pas WSBK juga kita tidak dikasih jualan di sini,” katanya.
Sementara itu, Camat Selaparang, Zulkarwin mengakui tidak bisa memastikan apakah para PKL akan diakomodir pada saat event MXGP nanti. Karena hal tersebut bukan kewenangannya untuk menentukan apakah PKL bisa tetap berjualan di tempat biasa atau tidak.
“Kita serahkan sepenuhnya pada panitia. Bagaimana mengatur itu. Karena tidak mungkin membiarkan mereka selama perhelatan kan,” katanya.
Para PKL yang ada saat ini sambung Zulkarwin belum memiliki izin. Selain itu, lokasi tempat berjualan juga melanggar aturan karena diatas trotoar. “Mereka kan tidak resmi berjualan di sana. Mereka tidak berizin. Karena zonasi juga belum jadi, maka kita masih mentolerir keberadaan mereka,” ungkapnya.
Zulkarwin tetap meminta agar para pelaku usaha diakomodir selama event namun khusus untuk UMKM. Artinya, pelaku usaha yang akan diakomodir yaitu berjualan souvenir atau oleh-oleh khas daerah. “Untuk mengakomodir pedagang kecil misal kayak dagang suvenir,” ujarnya. (azm)