Mataram (Inside Lombok) – Kenaikan harga telur saat ini menjadi atensi pemerintah daerah. Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB pun akan mengusulkan adanya subsidi pakan kepada pemerintah pusat agar harga telur bisa turun.
“Ini hasil yang akan kita rekomendasikan,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, H. Lalu Gita Ariadi, Rabu (24/5) pagi. Ia mengatakan, pemerintah pusat juga kemungkinan besar sedang menyiapkan program yang sama untuk subsidi pakan tersebut. “Ini inline dengan kebijakan pemerintah pusat,” lanjutnya.
Sekda mengatakan, kebutuhan telur di NTB akan tetap meningkat, tidak hanya pada peringatan hari besar keagamaan (HBK), melainkan juga dipengaruhi program pemerintah dalam penurunan kasus stunting di NTB. Intervensi penurunan angka stunting ini dilakukan melalui pemberian 1 butir telur untuk 1 anak setiap harinya.
“Kemarin kan meningkat produksinya pada saat HBK. Setelah HBK berkurang. Padahal kita ada program pemerintah stunting. Ini peluang bagi produsen mempertahankan tingkat produksinya,” katanya.
Ia meminta agar produsen tetap mempertahankan jumlah produksi telur di luar HBK. Meski HBK sudah berakhir, permintaan masyarakat terhadap telur akan tetap meningkat karena adanya program-program pemerintah, terutama menurunkan kasus stunting melalui pemberian telur. “Program ini membutuhkan dukungan (pasokan) telur yang tinggi,” katanya.
Ke depan, Sekda meminta peternak agar memastikan persediaan telur tetap terjaga meski ada masa peremajaan indukan. Karena jika terjadi kekosongan produksi, dikhawatirkan mengalami gejolak harga di pasar.
“Kami minta lewat peternakan dan asosiasi jangan sampai siklusi ini membuat bolong. Karena tiba-tiba waktu tertentu, lama menunggu efektif produksi. Kami minta bagaimana rekayasa agar tahunan itu ajek,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setda NTB, Wirajaya Kusuma mengatakan meski harga telur naik, dipastikan persediaan tetap ada. “Stok tetap ada walaupun harga kenaikan tapi stok aman. Di pasar-pasar tetap ada,” katanya.
Harga telur di Pasar Mandalika misalnya mencapai Rp1.900 per butir untuk ayam broiler. Untuk menurunkan harga telur ini, nanti akan ada intervensi yang dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. “Bapanas juga mendorong untuk memberikan subsidi pakan bagi para peternak,” kata Wirajaya. (azm)