27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaLombok TengahSiswa SMAN 1 Praya Tengah Kembali Gelar Aksi, Minta Kepsek Diganti

Siswa SMAN 1 Praya Tengah Kembali Gelar Aksi, Minta Kepsek Diganti

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Siswa-siswi di SMAN 1 Praya Tengah, Lombok Tengah (Loteng) kembali menggelar aksi unjuk rasa untuk mendesak kepala sekolah (kepsek) segera diganti. Aksi itu merupakan bentuk kekecewaan para siswa atas sikap Kepsek SMAN 1 Praya Tengah, Amrullah yang dinilai arogan.

Salah satu perwakilan siswa, W mengatakan para siswa yang melakukan aksi hari ini meminta kepada pihak yang berwenang untuk segera mengganti Kepsek SMAN 1 Praya Tengah. “Kita lakukan aksi lagi karena siswa minta kepsek segera diganti,” ujarnya, Rabu (31/5/2023).

Spanduk berisi protes siswa SMAN 1 Praya Tengah. (Inside Lombok/Ist)

Dijelaskan, aksi yang mereka lakukan memang tidak berlangsung lama karena permintaan para guru untuk berhenti. “Tapi aksinya tidak lama kita hanya menempelkan tuntutan di lapangan, tuntutan masih sama dengan yang kemarin-kemarin itu,” tandasnya.

Kekecewaan siswa disebut muncul lantaran sikap Amrullah yang dinilai sering menekan dengan kata-kata kasar. Salah satu puncaknya adalah dugaan pembulian yang dilakukan Kepsek SMAN 1 Praya Tengah itu pada salah seorang siswa saat kegiatan Sabtu Budaya beberapa waktu lalu. Meski begitu, Amrullah sendiri menilai sikapnya adalah bentuk pembelajaran bagi para siswa.

Spanduk berisi protes siswa SMAN 1 Praya Tengah. (Inside Lombok/Ist)

Sementara itu, Wakil Kepala SMAN 1 Praya Tengah Bidang Sarana, Nur Farid Ma’ruf mengatakan pihak dari Dikbud Loteng dan Pengawas Sekolah sudah turun memantau situasi di sekolah tersebut. “Tinggal tunggu keputusan yang dari Provinsi (Dikbud NTB, Red) saja terkait masalah ini,” ujarnya.

Ia menjelaskan, selaku guru di sekolah tersebut pihaknya selalu mengarahkan siswa untuk melaksanakan pembelajaran seperti biasanya. “Kami imbau kepada anak-anak supaya tidak anarkis, dan alhamdulillah tidak ada yang begitu,” jelasnya.

Namun pihaknya meminta kepada para siswa untuk tidak melakukan aksi karena dapat mengganggu proses belajar mengajar. “Kalau buat aksi seperti ini kan proses belajar mengajar jadi terganggu, tapi syukurlah Ibu dan Bapak Guru masih didengar sama anak-anak,” tandasnya. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer