Mataram (Inside Lombok) – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Aidy Furqan angkat bicara terkait kasus kepala sekolah SMA 1 Praya Tengah yang didemo para siswa lantaran dinilai arogan dan kerap merundung siswa. Atas kasus itu, pihak sekolah diminta membangun situasi yang harmonis dengan para siswa.
“Kita turun langsung pada hari H, minggu yang lalu untuk klarifikasi,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Aidy Furqan, Senin (5/6) pagi. Menurutnya, civitas sekolah perlu lebih harmonis dalam mengeluarkan kata-kata ataupun sikap ketika menyikapi perilaku para siswa.
Ia mengatakan para siswa adalah orang-orang yang juga sudah memiliki sikap jika ada kebijakan sekolah yang tidak disukai. “Siswa sudah punya emosi, sudah punya malu sama orang dan mereka sudah punya anggota atau kelompok-kelompok,” katanya
Aidy menekankan, jika persoalan tersebut belum bisa diselesaikan oleh pihak sekolah maka pihaknya akan memanggil kepala sekolah. “Namun mereka sudah panggil orang tua dan tokoh masyarakat dan tidak ada masalah,” ungkapnya.
Ia mengatakan, Dinas Dikbud NTB belum mendapatkan informasi jika kepala sekolah SMAN 1 Praya Tengah mengeluarkan kata-kata kasar kepada siswanya. Namun jika terjadi hal demikian, Aidy menilai karena ada kedekatan dengan para siswa.
“Itu belum saya dengar. Mungkin itu bahasa akrab mereka itu kan. Misalkan kalau kita menyebut teman itu “bideng (hitam)”, itu sapaan keakraban,” katanya.
Pada tahun ajaran baru tahun ini, Dinas Dikbud Provinsi NTB akan menerapkan sekolah ramah anak. Hal ini sebagai antisipasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan antara siswa dengan pihak sekolah. “Sebentar lagi anak-anak ujian kan. Terus bagi raport. Kita akan perkuat lagi sekolah ramah anak itu. Itu masuk ke kegiatan masa orientasi siswa,” ungkapnya. (azm)