Mataram (Inside Lombok) – Penuhi kebutuhan pupuk petani pada musim tanam kedua 2023, PT Pupuk Indonesia (Persero) menyediakan 375.492 ton pupuk subsidi untuk wilayah Indonesia Bagian Timur, terdiri dari Urea 217.671 ton, NPK 157.821 ton, termasuk NPK Kakao. Dari jumlah tersebut, NTB kebagian jatah stok pupuk subsidi sekitar 45.044 ton.
SVP PSO Timur Pupuk Indonesia, Agus Susanto mengatakan untuk wilayah NTB pihaknya menyediakan stok pupuk bersubsidi yang terdiri dari pupuk Urea 34.480 ton, pupuk NPK 11.333 ton, dan NPK kakao sebesar 231 ton. Stok disediakan telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 4 Tahun 2023. Aturan ini menetapkan produsen untuk menyediakan stok di gudang Lini III mampu memenuhi kebutuhan selama 2 minggu ke depan.
“Jika dilihat dari stok yang ada, maka stok pupuk bersubsidi di NTB bisa memenuhi kebutuhan selama 1 bulan ke depan. Karena stok urea 34.480 ton setara 579 persen, NPK 11.333 ton setara 325 persen, dan NPK kakao 231 ton setara 663 persen,” ujar Agus, Sabtu (10/6).
Stok pupuk bersubsidi yang tersedia hanya bisa didapat petani yang memenuhi kriteria dan syarat Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan ALokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi sektor Pertanian. Dalam Aturan tersebut petani wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektar, dan menggunakan Kartu Tani.
“Petani yang berhak mendapat alokasi pupuk subsidi ini hanya dapat menebus pupuk bersubsidi, pada kios-kios resmi telah ditentukan untuk melayani kelompok tani setempat,” terangnya
Selain itu, para petani yang dapat juga harus terdaftar di e-Alokasi yang sebelumnya dikenal dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Bahkan dalam Permentan nomor 10, pemerintah juga telah menetapkan 9 komoditas mendapat alokasi pupuk bersubsidi.
“Seperti padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, kopi, tebu rakyat dan kakao. Artinya petani yang menggarap di luar komoditas tersebut tidak lagi berhak mendapat alokasi pupuk bersubsidi,” ucapnya.
Saat ini Pupuk Indonesia telah berhasil menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 148.794 ton hingga 7 Juni 2023. Dengan rincian, pupuk Urea sebesar 83.195 ton, pupuk NPK sebesar 65.514 ton, dan NPK Kakao sebesar 85 ton. Dimana jumlah tersebut tersebar di kabupaten/kota. Tak hanya dua pupuk subsidi itu saja, terdapat alokasi pupuk NPK Kakao untuk NTB di 2023. Adapun alokasi pupuk NPK khusus kakao dengan formula (NPK 14-12-16-4) sebesar 1.067 ton yang tersebar di enam kabupaten, yaitu Lombok Utara sebesar 658 ton, Lombok Timur sebesar 259 ton, Lombok Barat sebesar 79 ton, Lombok Tengah sebesar 34 ton, dan Dompu sebesar 24 ton.
Sementara itu, stok pupuk bersubsidi yang sebesar 375.492 ton ini tercatat per tanggal 9 Juni 2023 dan tersebar di seluruh Gudang Lini III di penjualan wilayah timur Pupuk Indonesia. Stok pupuk Urea ini setara 320 persen dari stok minimum yang ditetapkan Pemerintah, sementara NPK tercatat setara 351 persen dari ketentuan minimum.
“Dengan begitu, Pupuk Indonesia tetap menjaga ketersediaan pupuk subsidi di wilayah timur Indonesia dalam rangka menyambut musim tanam kedua tahun 2023,” jelasnya.
Sedangkan dari sisi distribusi, Agus mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi di wilayah timur Indonesia sebesar 1,38 juta ton hingga 6 Juni 2023. Angka tersebut sudah mencapai 70,7 persen dari alokasi kumulatif sampai bulan Juni yang sebesar 1.96 juta ton. Adapun pupuk jenis Urea yang sudah disalurkan tercatat 822.805 ton, NPK sebesar 551.645 ton dan NPK kakao sebesar 11.967 ton. Berdasarkan Surat Keputusan, Pemerintah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi untuk wilayah Indonesia Timur sebesar 3.744.390 ton pada 2023. (dpi)