Lombok Barat (Inside Lombok) – Bukit Bunbeleng di Desa Sekotong Timur, Kecamatan Lembar menjadi salah satu destinasi wisata yang tersembunyi di Lombok Barat (Lobar). Keindahan destinasi itu pun akan diperkenalkan melalui Lombok Travel Mart (LTM) yang ke-9 dengan tema Everlasting Adventure yang diinisiasi Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) NTB.
Ketua DPD ASPPI NTB, Badrun menerangkan sejauh ini para pembeli atau buyer yang akan ikut dalam LTM ke-9 pun sudah berdatangan. Di mana nantinya dalam kegiatan itu akan ada transaksi yang dilakukan antara pembeli buyer dan penjual atau seller. “Untuk itu kita mengajak seluruh hotel yang ada di Lombok untuk turut menjual kegiatan yang kita gelar,” ujarnya, Senin (19/06/2023) sore.
Ada 150 orang peserta yang akan menghadiri LTM di Bukit Bunbeleng. Mereka antara lain pemilik travel dari beberapa negara, seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, serta seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Selain itu, ada 30 hotel dari kabupaten/kota di Pulau Lombok yang akan mempromosikan pariwisata daerah.
Seluruh peserta pun mendapat akomodasi gratis. “Tujuannya tentu agar mereka benar-benar berani menjual Lombok ini, kita berikan gratis agar berani menjual Lombok,” imbuhnya.
Ketua Panitia LTM ke-9, Suriani menceritakan bahwa Bukit Bunbeleng dipilih karena potensi keindahan dan sensasi yang luar biasa di sepanjang jalur yang hanya bisa diakses oleh mobil offroad yang memiliki double cabin. “Kita akan ajak para buyer dan seller ini untuk mengunjungi itu, bagaimana perasaan mereka menikmati tanjakan, dan ketika sampai di puncak Bukit Bunbeleng yang memiliki pemandangannya luar biasa. Itu akan menjadi produk kita yang baru,” ujarnya.
Para buyer itu pun juga akan diajak berpetualang menikmati kekayaan gugusan gili-gili cantik dan perbukitan di Sekotong. Hal itu sesuai dengan tema yang diusung dalam LTM tahun ini, yakni Everlasting Adventure.
“Setelah Table Top diselenggarakan kami akan membawa para buyers undangan yang notabenenya adalah pemilik travel agent besar se-Indonesia dan mancanegara ini tur dengan menggunakan double cabin yang nantinya kami akan berkolaborasi dengan teman-teman community double cabin NTB,” ucapnya.
LTM sendiri diselenggarakan untuk memperkenalkan destinasi-destinasi baru yang ada di Lombok. Efeknya, beberapa destinasi yang sebelumnya cukup sepi kini menjadi ramai.
“Pink Beach pertama kali sebelum terkenal sampai saat ini kami yang pertama promosikan dan angkat di Lombok Travel Mart ke-3 tahun 2016, dan akhirnya diminati dan dibuat paket tournya oleh teman-teman buyers yang datang. Jadi setiap tamu yang memilih tour ke Lombok lebih dari 3 hari akan memilih paket tour yang ada pink beach,” jelasnya.
Sementara itu, panitia lainnya, yakni Memet menyatakan dipilihnya Bukit Bunbeleng karena memiliki pemandangan yang istimewa. Pun, tidak semua orang mampu datang ke situ.
“Kita di sini membantu pemerintah untuk mensukseskan program sustainable tourism. Nantinya, di Bunbeleng sendiri kita dibantu masyarakat untuk menyediakan kuliner makan siang. Selain itu, kami selalu berkolaborasi dengan pemda termasuk Pemkab Lobar. Ibu Wakil Bupati Lobar Hj. Sumiatun yang sangat respon dan antusias dengan kegiatan kami. Beliau membantu kami dalam mempersiapkan segala sesuatu dan kebutuhannya,” beber Memet.
Di tempat yang sama, Sekretaris Panitia LTM ke-9, Ade Devi Handayani menyampaikan secara singkat bahwa diangkatnya Bukit Bunbeleng karena LTM ini fokus menyediakan tour yang spesial interest dan yang mahal. Destinasi ini memiliki potensi yang cukup besar setelah dilakukan beberapa kali survei lapangan.
“Bukit Bunbeleng ada sejarahnya, dulu kerajaan Raja Kahuripan bermeditasi di tempat itu untuk mencapai puncak kejayaannya. Itu menjadi satu paket yang layak dijual, ada situs dalam bentuk gua, batu, dan sumur yang sehingga disebut Bunbeleng,” pungkasnya. (yud)