Mataram (Inside Lombok) – Jumlah rumah tidak layak huni (RTLH) yang belum tersentuh bantuan pemerintah di NTB masih cukup banyak. Guna mengurangi jumlah RTLH itu, diupayakan melalui sumbangan yang disalurkan masyarakat ke Baznas NTB dengan memanfaatkan QRIS.
Wakil Ketua 2 Baznas NTB, Abdul Hakim mengatakan penanganan RTLH yang dilakukan di 2023 ini hasil kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTB. Salah satu keunggulan penanganan RTLH melalui QRIS adalah dana umat menjadi transparan dan tepat sasaran.
“Kami dapat memastikan transparansi penuh dan penggunaan dana yang tepat sasaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang terkena dampak,” katanya. Ia menyebutkan, selama enam bulan jumlah sumbangan yang terkumpul melalui transaksi QRIS mencapai Rp35 juta.
Sumbangan tersebut tidak saja diperuntukkan untuk perbaikan RTLH, melainkan juga modal usaha. “Insyaallah akan digunakan untuk pembangunan rumah serta modal usaha bagi beliau (penerima bantuan, Red),” katanya.
Tahun pertama ini, jumlah sumbangan yang terkumpul diberikan untuk bantuan perbaikan rumah baru satu orang warga di Kabupaten Lombok Timur. Hakim berharap, jumlah rumah yang bisa dibantu bisa lebih banyak lagi, sehingga jumlah RTLH di NTB terus berkurang.
“Untuk mendukung pembangunan dan pemulihan rumah-rumah warga yang membutuhkan yang telah di buka sejak Desember 2022. Termasuk penggalangan dana di Islamic Center dan kegiatan car free day,” ungkapnya.
Sementara itu, PCPM pada BI Perwakilan NTB, Muhamad Candra Permana mengatakan penggunaan QRIS bagi seluruh masyarakat NTB bisa membantu lebih banyak lagi perbaikan RTLH. Karena penyaluran sumbangan melalui QRIS bisa lebih mudah dan transparan.
“Seluruh donasi yang terkumpul akan digunakan untuk merehabilitasi rumah-rumah tidak layak huni, termasuk pembaruan struktur, perbaikan atap, lantai, dan fasilitas dasar lainnya,” katanya. (azm)