Lombok Tengah (Inside Lombok) – Desa Semparu, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah (Loteng) punya inovasi sendiri dalam pengelolaan sampahnya. Antara lain, masyarakat diminta membawa sampah non organik dari rumah masing-masing saat ingin mengurus kebutuhan administrasi kependudukan di kantor desa.
Kepala Desa Semparu, Lalu Ratmaji Hijrat mengatakan pemerintah desa bersama masyarakat membangun pengolahan sampah dengan menerapkan tiga metode, yaitu mengurangi, menggunakan ulang dan mendaur ulang sampah (reduce, reuse, recycle).
“Kami di pemerintahan desa terus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengolahan sampah dengan tepat,” katanya, Rabu (21/6/2023). Karena upaya penanganan sampah itu, Desa Semparu terpilih mewakili Loteng dalam lomba di tingkat provinsi.
Dijelaskan Ratmaji, pihaknya mewajibkan warga yang hendak mengurus administrasi di desa membawa sampah non organik dari rumah masing-masing sebagai salah satu bentuk edukasi terhadap pentingnya pengolahan sampah. Sampah yang dibawa warga kemudian diolah di desa.
“Ini adalah salah satu langkah dan cara kami melakukan edukasi kepada warga,” jelasnya. Selain pengelolaan sampah, adanya perpustakaan desa di Desa Semparu juga telah mendapat juara tingkat nasional berturut-turut di 2021 dan 2022.
“Perpustakaan yang kami kelola di pemerintahan desa berawal dari kumpulan koleksi buku pribadi yang disumbangkan untuk menjadi milik warga desa, dan kami melayani perpustakaan keliling,” tuturnya.
Melihat inovasi itu, Bupati Loteng, Lalu Pathul Bahri berharapan agar Desa Semparu bisa lolos dalam ajang lomba desa mewakili NTB sampai ke tingkat nasional. “Kita sudah sering ikut lomba desa, tapi belum pernah mewakili NTB sebagai peserta di tingkat nasional,” katanya.
Selain itu, Pathul juga mengatakan bahwa mengikuti perlombaan bisa menjadi motivasi bagi pemerintah desa agar selalu melakukan perbaikan dan perubahan di desa. “Ini momentum untuk terus berinovasi untuk perubahan di desa,” jelasnya. (fhr)