Lombok Barat (Inside Lombok) – Demonstrasi di depan Kantor Bupati Lombok Barat (Lobar) yang dilakukan oleh Front Mahasiswa (FM) Lobar sempat ricuh. Diiringi hujan, massa menerobos masuk ke area kantor bupati, bahkan sempat mengadang mobil dinas Bupati Lobar saat hendak dipindahkan.
Kericuhan tersebut berawal saat para mahasiswa mendesak untuk masuk bertemu Bupati Lobar yang saat itu sedang memimpin rapat dengan para pimpinan OPD setempat. Namun karena tak diberikan akses masuk, para mahasiswa itu pun mencoba mendobrak dan mendorong pintu gerbang Kantor Bupati Lobar.
Aksi saling dorong pun tak terhindarkan, hingga pintu gerbang pun nyaris roboh. Saat jajaran Satpol PP yang dibackup jajaran Sat Sabhara Polres Lobar mencoba menahan aksi saling dorong tersebut, para mahasiswa tak terima dan berujung kericuhan.
Saat terjadi adu argumen antara peserta aksi dan aparat, beberapa mahasiswa pun melihat peluang masuk di pintu gerbang bagian utara sehingga mereka merangsek masuk. Namun lagi-lagi dihalau aparat.
Akhirnya para mahasiswa itu pun berkumpul di parkiran utama, tepat di belakang mobil dinas Bupati Lobar. Namun, saat sopir bupati hendak memindahkan kendaraan tersebut, para mahasiswa itu mencoba menghadangnya. Mereka berdiri, hingga tidur terlentang di tengah jalan yang akan dilalui kendaraan tersebut.
Ketua Umum FM Lobar, Muhammad Taufik dalam orasinya mendesak agar Bupati Lobar mencopot Kepala Dinas PU-PR Lobar dan Dirut RSUD Tripat. Menurut massa aksi, Dinas PU-PR Lobar selama ini tidak mampu mengakomodir pembangunan dan perbaikan jalan rusak di pelosok-pelosok Lobar, salah satunya di kawasan Sekotong.
“Selain Kadis PU, kami juga mendesak Bupati untuk menurunkan Dirut RSUD Tripat karena tidak becus dalam melayani masyarakat sesuai regulasi yang ada,” ketusnya sembari berteriak, Kamis (06/07/2023).
Mereka menilai Bupati Lobar yang saat ini telah mengajukan surat pengunduran diri justru meninggalkan banyak masalah di Lobar. “Bupati Lobar H. Fauzan Khalid mengundurkan diri ini meninggalkan banyak masalah dan terindikasi banyak tersangkut masalah,” ujarnya.
Setelah beberapa saat, atas negosiasi Waka Polres Lobar, Kompol Taufik, para mahasiswa pun akhirnya ditemui oleh Sekda Lobar H. Ilham yang didampingi Kepala Dinas PU-PR Lobar I Made Arthadana. “Kami meminta maaf karena baru bisa menemui adik-adik mahasiswa. Kami sedang rapat pimpinan di dalam, membahas Lobar saat ini. Tujuan kita sama yakni kita bicara tentang mengelola Lobar ke depan, jadi linier keinginan kita,” ujar Sekda memberi permakluman.
Terkait aksi tersebut, Sekda juga menegaskan bahwa aksi tersebut tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu, sehingga pihaknya tidak bisa segera menemui kalangan mahasiswa. “Namun demikian, terkait tuntutannya terkait akses jalan, kami sampaikan bahwa setiap tahun kita selalu mengupayakan. Tapi itu semua kita lakukan dengan kemampuan daerah,” tegasnya menjawab tuntutan para mahasiswa.
Kemudian soal pelayanan di RSUD Tripat, Ilham mengatakan bahwa selama ini pihak Pemda melalui Dinas Kesehatan dan RSUD Tripat sudah banyak berbuat di masyarakat. “Beberapa di antaranya adalah dengan membangun pustu dan puskesmas, bahkan kita mempunyai dua rumah sakit, sedangkan di daerah lain hanya satu. Jadi intinya, apa yang disampaikan mahasiswa sudah kita jalankan dan kita kerjakan. Kalaupun ada yang belum di kerjakan, itu yang mencoba kita lakukan percepatan,” tegasnya.
Atas desakan untuk mencopot Kepala Dinas PU-PR Lobar dan Dirut RSUD Tripat, dengan tegas Sekda Lobar menjawab bahwa hal itu tidak bisa dipenuhi. Menurut dia, ada regulasi dan prosedur yang harus diikuti.
“Untuk memberhentikan seseorang ada regulasinya. Kalau menuntut perbaikan, tidak lantas main potong di posisi tertentu. Semuanya akan kita koordinasikan. Saat ini saya bicara atas mandate Bupati,” tutupnya kemudian.
Merasa tak puas dan tuntutannya tak diakomodir, para mahasiswa mengancam akan kembali datang Senin pekan depan dengan tuntutan yang sama. “Kami akan melakukan aksi berjilid-jilid jika tuntutan kami tidak dipenuhi,” ujar peserta aksi. (yud)