Mataram (Inside Lombok) – Event MXGP di eks Bandara Selaparang yang digelar 1-2 Juli kemarin disebut masih kurang promosi. Pasalnya, para penonton yang datang lebih banyak dari masyarakat lokal, sehingga belum mampu untuk mendongkrak okupansi hotel.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, H. Nizar Denny Cahyadi mengatakan rendahnya okupansi hotel selama event karena promosi yang dilakukan masih sangat kurang. Tidak ada kegiatan-kegiatan kesenian yang digelar untuk menarik minat penonton untuk datang, khususnya yang dari luar daerah. “Kalau untuk okupansi hotel memang event ini tidak panjang persiapan untuk Kota Mataram. Untuk promosi di luar daerah kurang masif,” tegasnya.
Ia memastikan, di 2024 mendatang Pemkot Mataram akan membantu Pemprov NTB untuk promosi lebih masif lagi. Jika event balap motocross skala internasional tersebut tetap dilaksanakan setiap tahun di Sirkuit Selaparang. “Tahun depan kalau memang ini mau dilaksanakan tiap tahun. Kita di Kota Mataram mempersiapkan jauh-jauh hari untuk promosinya untuk membantu provinsi,” ungkapnya.
Kurang maksimalnya promosi yang dilakukan sambung Denny, karena dibarengi dengan pengerjaan sirkuit. Di mana, sirkuit MXGP Selaparang rampung pada H-3 event berlangsung. Sambutan untuk para pembalap yaitu hanya dengan menggelar gala dinner. “Persiapan ini belum maksimal menurut kami. Karena panitia sibuk di sirkuit. Sekarang sudah terbangun dan tahun depan bisa lebih maksimal pengerjaannya,” kata Denny
Keberadan teras udayana yang dalam proses pembangunan tahun ini, akan sangat mendukung event yang akan digelar. Karena nantinya, dengan adanya fasilitas tersebut berbagai kesenian daerah bisa ditampilkan sebagai rangkaiannya. “Teras udayana kita bisa pakai tahun depan. Kita bisa bantu provinsi. Pagelaran kesenian nanti kita bisa bantu provinsi,” ujarnya.
Di sisi lain, meski event MXGP tidak bisa meningkatkan okupansi hotel, event internasional tersebut menggerakkan sektor ekonomi yang lain. UMKM yang ikut terlibat pada event tersebut bahkan disebutnya banyak mendapatkan manfaat.
“Dampak ekonomi tidak bisa kita lihat dari satu sisi. Tidak bisa kita lihat dari okupansi hotel saja, tapi bisa juga dilihat dari sektor perekonomian yang bergerak di situ. UMKM ratusan di sana merasa puas dengan adanya kegiatan ini,” katanya.
Pendapatan selama tiga hari berjalannya event pun disebutnya cukup bagus, sehingga pergerakan ekonomi selama event sangat membantu UMKM. Tidak saja UMKM kuliner, melainkan juga pelaku usaha ekonomi kreatif lainnya seperti oleh-oleh. “Omzet penjualan mereka bagus di situ. Roda perekonomian di sana bagus,” ujar Denny. (azm)