Mataram (Inside Lombok) – Aksi anak jalanan (anjal), gelandangan dan pengemis (gepeng) masih saja ditemukan di Kota Mataram. Saat ini, aksi anjal dan gepeng paling banyak ditemukan di pinggir kota pada sore hingga malam hari.
Kepala Dinas Sosial Kota Mataram, Sudirman mengatakan pengawasan terhadap anjal dan gepeng mulai dimaksimalkan di pinggir kota. Bahkan di beberapa lampu lalu lintas ditemukan anak-anak yang berjualan makanan seperti di Simpang Empat Turida. “Sayang-Sayang, di Rembiga juga sama,” katanya.
Masih banyaknya anjal dan gepeng yang beroperasi di Kota Mataram ini disebut biasa terjadi. Tidak saja di Kota Mataram, melainkan juga di kota-kota besar lainnya. “Tidak bisa luput juga kita di kota,” ujarnya.
Ia mengatakan, anjal dan gepeng yang beroperasi di Kota Mataram lebih banyak berasal dari luar kota. Bahkan hasil penjaringan yang dilakukan, tidak jarang ditemukan merupakan pemain lama. “Setiap kita bawa ke kantor kita bina, dan selalu ada kita asesmen ke kantor. Rata-rata mereka dari Kuripan (Lombok Barat),” katanya.
Sementara terkait adanya dugaan eksploitasi anak, diakui memang masih terjadi. Pasalnya, anak-anak yang berjualan di setiap simpang sudah ada koordinatornya. “Mereka tidak sendiri bekerja disitu tapi memfasilitasi anak,” katanya.
Untuk meminimalisir tindakan tersebut, satgas yang sebelumnya patroli di pusat-pusat kota akan dipindahkan ke lingkar selatan maupun lingkar utara Kota Mataram. Karena saat ini aksi anak jalanan di pusat-pusat kota sudah mulai sepi. “Simpang Majluk, Monjok juga ada. Mereka cari celah kira-kira tidak ada petugas,” ujarnya.
Selama ini pemantauan yang dilakukan tidak saja oleh petugas melainkan juga melalui CCTV yang sudah terpasang di beberapa lampu lalu lintas. Keberadaan CCTV ini sangat membantu pemantauan keberadaan anjal dan gepeng di Kota Mataram. “Ada CCTV yang di Dinas Perhubungan itu tidak bisa luput,” katanya. (azm)