Mataram (Inside Lombok) – Benda bersejarah yang dimiliki Museum Negeri Provinsi NTB mencapai 7 ribu koleksi. Namun belum semua koleksi itu bisa dipamerkan, karena terkendala ruang pameran yang belum memadai.
Kepala Museum Negeri Provinsi NTB, Ahmad Nuralam mengatakan ruangan yang dimiliki saat ini tidak bisa menampung semua koleksi yang ada. Karena membutuhkan ruangan yang lebih luas untuk bisa memamerkan semua koleksi yang ada saat ini.
“Kita berharap bisa dibangunkan gedung baru. Karena banyak sebenarnya benda-benda kita. Kita punya koleksi 7 ribu,” katanya. Jumlah koleksi yang saat ini sudah bisa dipamerkan oleh Museum NTB hanya 6 persen dari jumlah benda bersejarah yang dimiliki.
Sisa koleksi yang belum ditampilkan kemudian masih disimpan dan akan dipajang jika sudah memiliki tempat yang memadai. “Padahal itu (benda bersejarah, Red) nilainya luar biasa. Sekarang ada di gudang, tapi kita ada standar pengamanannya juga,” tegas Alam.
Bangunan yang ada saat ini sudah berusia sekitar 40 tahun, sehingga membutuhkan penambahan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh Pemprov NTB. Ribuan koleksi yang tidak dipamerkan tersebut seperti numerasi, uang, dan benda-benda yang lain. “Itu kita simpan dengan standar pengamanan yang cukup,” katanya.
Khusus untuk koleksi yang berasal dari logam mulia, pihak Museum Negeri sudah memiliki standar pengamanan yang khusus. “Kalau dari logam mulia kita punya standar pengamanan,” ujarnya.
Kebutuhan ruangan yang lebih luas ini kata Alam, sudah dikomunikasikan dengan Pemprov NTB dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB agar menjadi atensi. “Ada lahan di parkiran timur itu dan bisa jadi sarana ya untuk museum baru lagi,” katanya.
Ia menambahkan, jika semua koleksi benda bersejarah yang ada di Museum Negeri Provinsi NTB dipamerkan akan menjadi daya tarik wisatawan. NTB khususnya Lombok tidak lagi dikenal sebagai destinasi wisata alam atau olahraga melainkan juga destinasi wisata kebudayaan. Karena nantinya, para pengunjung bisa memiliki gambaran kebudayaan zaman dulu melalui koleksi-koleksi yang ada. “Harapan kita heritage tourism itu menjadi daya tarik kedepan,” tutupnya. (azm)