Mataram (Inside Lombok) – Pendistribusian siswa ke sekolah yang masih kekurangan siswa ternyata tidak menjadi solusi masalah yang muncul selama proses pendaftaran peserta didik baru (PPDB) di NTB. Pasalnya, masih ada siswa yang menolak melakukan daftar ulang di sekolah yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) NTB.
Hal itu terjadi di SMAN 11 Mataram, di mana dari 146 siswa yang didistribusikan Disdikbud NTB, hanya satu orang yang melakukan daftar ulang. “Kami ketika jalur distribusi oleh Disdikbud itu kami dapat kiriman 146 siswa, yang menurut zonasinya kata Dikbud sekitar sini. Kami tidak diberi alamat tapi hanya NIS, nama dan seterusnya. Hanya satu orang yang daftar ulang,” ujar Kepala SMAN 11 Mataram, Arofiq.
Meski minim siswa yang bersedia mendaftar ulang, Disdikbud NTB kemudian kembali mendistribusikan 18 orang siswa baru ke SMAN 11 Mataram. Namun dari jumlah itu tidak ada yang melakukan daftar ulang sampai saat ini.
“Dikbud masih mengarahkan siswa ke sini agar sekolah ini terisi dengan jalur distribusi, tapi nyatanya masyarakat belum mau menyekolahkan anaknya di sini,” ujarnya. Disebutkan, total peserta didik baru di SMAN 11 Mataram tahun ini sebanyak 60 orang siswa. Jumlah ini termasuk dari peserta didik yang mendaftar melalui jalur afirmasi sebanyak 33 siswa. Selain itu, jalur prestasi tiga orang, jalur zonasi hanya dua orang siswa. “Kami dikhususkan oleh Dikbud hingga 31 Agustus untuk pendaftaran siswa,” sambung Arofiq.
Untuk meningkatkan jumlah siswa di SMAN 11 Mataram, pihak sekolah meminta alamat dan kontak yang bisa dihubungi dari daftar siswa yang diberikan. Upaya ini dilakukan untuk melakukan survey agar bisa mengetahui alasan orang tua tidak mendaftarkan anaknya ke SMAN 11 Mataram . “Ini kan nanti datanya selain itu kita juga untuk Dikbud,” katanya.
Ia mengatakan, kurangnya minat siswa untuk sekolah di SMAN 11 itu diduga karena sarana dan prasarana yang belum lengkap. Selain itu, meski guru berstatus ASN di sekolah negeri itu tidak lengkap, sudah ada guru tidak tetap (GTT) yang membantu proses belajar mengajar. “Pembelajaran tidak ada masalah. Selama pembelajaran guru selalu ada. (Guru) ASN ada, GTT juga ada,” katanya. (azm)