Mataram (Inside Lombok) – Penggunaan ponsel pintar atau smartphone saat ini sudah makin marak di tengah masyarakat, termasuk anak-anak. Kondisi ini berdampak pada munculnya adiksi atau kecanduan penggunaan ponsel pada pasien anak.
Direktur RSJ Mutiara Sukma NTB, Evi Kustini Somawijaya mengatakan anak-anak yang mengalami adiksi gadget terlihat dari gejala-gejala yang ditimbulkan. Selama penanganan yang sudah dilakukan oleh RSJ Mutiara Sukma, gejala yang ditunjukkan beberapa pasien anak mengarah pada ketergantungan gadget.
“Untuk dirujuk karena ketergantungan gadget ada. Diagnosenya tidak mengacu pada ketergantungan gadget, tidak ada, tapi diagnosenya itu dari gejala yang ditimbulkan,” katanya.
Diakui Evi, RSJ Mutiara sudah mulai menerima konsultasi para orang tua dengan membawa anaknya yang mengalami ketergantungan gadget. Adiksi ini biasanya disebabkan karena kurangnya aktivitas di luar sehingga anak lebih memilih berlama-lama menggunakan gadget.
Untuk itu, para orang tua direkomendasikan oleh dokter spesialis untuk diajak beraktivitas tanpa gadget. “Ada jam-jam penggunaan HP. Jadi d iluar itu mari kita main dengan alat-alat yang ada,” katanya.
Ia menyebutkan, penggunaan gadget yang normal yaitu 30 menit hingga dua jam per hari. Namun saat ini, penggunaan gadget oleh anak-anak lebih dari batas tersebut. “Anak-anak kita di atas itu (penggunaan gadget) sekarang. Para orang tua juga bisa mengikuti program bincang jiwa melalui channel YouTube (RSJ),” ujarnya.
Ketergantungan ini, lanjut Evi, tidak saja dialami oleh anak-anak melainkan juga orang-orang pada usia produktif. Khusus untuk kasus ini, orang dewasa ketergantungan melalui game online. “Orang yang bekerja di usia produktif juga mengkonsultasikan dirinya karena ketergantungan pada game online,” ungkapnya.
Konsultasi karena ketergantungan gadget disebut tidak terlalu banyak hanya mulai peningkatan dari sebelumnya. “Kondisi kekinian yang berhubungan dengan gadget sudah mulai ada kasusnya yang dikonsultasikan di RSJ,” tutupnya. (azm)