Lombok Barat (Inside Lombok) – Progres pembangunan jembatan gantung sepanjang 120 meter yang membentang dari Dusun Puyahan hingga ke Dusun Cemare, Desa Lembar Selatan, Lombok Barat sudah mencapai 99 persen. Selain menjadi ikon baru pariwisata, jembatan yang menelan anggaran hingga Rp13 miliar itu juga digadang-gadang menjadi yang termahal dan terpanjang di Pulau Lombok.
“Karena jembatan ini, menurut kami saat ini di Pulau Lombok merupakan jembatan gantung terpanjang, tertinggi dan termahal juga,” ungkap kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) NTB, Indra Cahya Kusuma saat kunjungannya akhir pekan kemarin.
Indra mengatakan saat ini tinggal satu persen sisa pengerjaan untuk finishing proyek. Peresmian dan serah terima jembatan itu ke Pemkab Lobar pun rencananya akan dilakukan setelah pembangunan selesai, diperkirakan pada 23 September 2023 mendatang.
Disebutkan, panjang bentang jembatan utama itu kurang lebih 120 meter, dengan ketinggian 5,5 meter dari muka pasang. Di mana total anggaran yang digunakan untuk membangun jembatan gantung di Lembar Selatan ini bersama dengan jembatan gantung di Lombok Timur yang sudah selesai 100 persen mencapai Rp15 miliar lebih.
“Kalau untuk lokasi di sini (Cemare, Red) kurang lebih sekitar Rp13 miliar,” bebernya. Sesuai dengan yang tertera pada papan informasi proyek itu, paket pekerjaan dengan nomenklatur pembangunan jembatan gantung Desa Lembar Selatan itu sudah terkontrak sejak tanggal 29 Juli 2022.
Nilai kontrak proyek itu Rp15,74 miliar yang bersumber dari dana APBD tahun 2022 dan 2023, dengan masa pengerjaan 300 hari kalender atau 10 bulan. Kontraktor pelaksana proyeknya atas nama PT. Imam Karya.
Pembangunan jembatan ini, selain atas usulan anggota DPR RI, Suryadi Jaya Purnama (SJP), juga didukung oleh Pemda Lobar dari sisi perizinan. Kemudian dari pihak pemerintah desa dan warga sekitar.
Jembatan gantung ini pun bisa dilalui oleh sepeda motor. Namun nantinya juga akan dibarengi dengan sosialisasi kepada warga terkait bagaimana pengoperasiannya. “Ini ke depan bisa dilakukan sosialisasi dan SOP dari pemkab terkait motor yang melintas,” pesan Indra.
Namun terkait dengan dampak dari proyek itu, seperti relokasi tanaman mangrove, kata dia telah disiapkan 10 ribu bibit mangrove untuk mengganti tanaman mangrove yang sebelumnya berada di lokasi pengerjaan proyek.
Di tempat yang sama, anggota komisi V DPR RI Dapil II (Pulau Lombok) yang membidangi infrastruktur, perhubungan dan desa, Suryadi Jaya Purnama mengatakan pihaknya turun bersama rombongan dari kepala BPJN, Wakil ketua DPRD Lobar, Nurul Adha, anggota DPRD Lobar, Abubakar Abdullah, serta pihak desa untuk sama-sama meninjau progres pengerjaan dan konstruksi pembangunan jembatan gantung ini.
“Yang mana kita tahu, jembatan gantung ini sangat dibutuhkan oleh warga sekitar,” ungkap pria yang akrab disapa SJP ini.
Dijelaskannya bahwa ada tiga fungsi jembatan ini bagi warga, pertama untuk transportasi sebagai jalur penyeberangan warga dari daratan ke Pulau Cemare. Jembatan ini juga bisa sebagai jalur penyelamatan darurat, karena daerah itu kerap dilanda banjir rob. Terlebih dengan keunggulan jembatan itu yang memiliki elevasi tinggi, sehingga warga bisa menyelamatkan diri ke sana.
Tak kalah penting, jembatan ini bisa menjadi ikon wisata baru di Lobar, khususnya di Lembar. Ia berharap ke depannya agar masyarakat dan pemerintah daerah dapat turut berperan untuk pengelolaan dan pemeliharaannya. Supaya fasilitas pendukung di kawasan itu bisa dilengkapi. “Sehingga ini bisa jadi ikon wisata Lobar, dan Pulau Lombok dan NTB,” tandas Politisi PKS ini. (yud)