28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaDaerahNTBNTB Diprediksi Masuki Puncak Kekeringan Bulan Depan

NTB Diprediksi Masuki Puncak Kekeringan Bulan Depan

Mataram (Inside Lombok) – Puncak kekeringan saat ini sudah mulai dirasakan oleh masyarakat di beberapa wilayah di NTB. Dampak kekeringan ini paling dirasakan oleh masyarakat yang ada di pulau-pulau kecil atau gili.

“Kalau masa kekeringan ini sudah mengalami eskalasi yang menuju puncak kekeringan, memang terasa betul kita saat ini terutama kawasan yang tidak memiliki potensi air permukaan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTB, Ahmadi, Selasa (29/8) pagi.

Ia mengatakan pendistribusian air bersih sudah dilakukan oleh kabupaten/kota selama tiga bulan terakhir, yaitu sejak bulan Juni hingga Agustus ini. Untuk mengurangi beban pemda kabupaten/kota, Pemprov NTB akan membantu untuk mendistribusikan air bersih kepada warga.

“Seharusnya sekarang ini September harus provinsi yang tangani, karena kabupaten/kota sudah bertugas men-drop air sejak awal kekeringan bulan Juni, Juli dan Agustus. Sudah hampir tiga bulan mereka secara mandiri mengirim air tangki,” katanya.

Ia menambahkan, pendistribusian air bersih juga akan akan dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) dan Kementerian PUPR. Diharapkan, pendistribusian air bersih ini akan dilakukan kepada masyarakat. Karena mulai September dan Oktober merupakan puncak kekeringan di NTB. “Kita harapkan provinsi di bulan september harus kirimkan air ke masyarakat karena sudah sampai puncak kita,” ungkapnya.

Sementara terkait dengan ketersediaan air bersih sendiri, kata Ahmadi, sudah ada. Misalnya di sumur, mata air dan di PDAM yang ada. Namun yang terpenting saat ini yaitu biaya untuk mendistribusikan air kepada masyarakat. “Ya kalau ketersediaan air kita ada misalnya sumur-sumur, mata air atau kita ambilkan dari PDAM, tapi yang pokok itu biaya untuk mengangkutnya,” ujarnya.

Biaya untuk pengangkutan cukup besar karena pendistribusian akan dilakukan ke tempat-tempat terpencil di NTB. Disebutkan, untuk menuntaskan kebutuhan masyarakat selama musim kering membutuhkan dana yang cukup besar yaitu mencapai Rp40 miliar. “Tapi kan bukan berarti semuanya ditanggung oleh provinsi saja, artinya semuanya dibagi rata, Kementerian PUPR BNPB, CSR perusahaan dan ada orang-orang yang mau nyumbang,” katanya.

Disebutkan, pendistribusian air bersih saat ini yaitu ke Lombok bagian selatan misalnya Sekotong, Jerowaru, Praya, Keruak dan pulau-pulau terpencil. “Ke Moyo dari hulu dan hilir disitu mengalami kekeringan hebat lah,” tegas Ahmadi.

Berdasarkan data BPBD NTB, sebanyak sembilan kabupaten kota di NTB yang terdampak kekeringan dan tersebar di 70 kecamatan dengan 335 desa atau kelurahan. Selain itu, terdapat 163.699 KK dengan 577.025 jiwa terdampak kekeringan. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer