Mataram (Inside Lombok) – Tim medis RSUD Provinsi NTB mulai mempersiapkan penanganan untuk event MotoGP Oktober mendatang. Sebanyak 153 orang tenaga medis akan dilibatkan pada event dunia tersebut.
CMO RSUD Provinsi NTB, Eko Widya Nugroho mengatakan pada event MotoGP tahun ini tidak saja memperbanyak tenaga medis akan tetapi kualitas masing-masing petugas. Dengan demikian, sebelum event akan ada pelatihan baik secara teori maupun teknis.
“Nanti pelatihannya akan dilakukan di rumah sakit dan di sirkuit langsung. Nanti sehari penuh di sirkuit untuk pelatihan,” katanya Jumat (1/9) siang. Ia mengatakan, tim medis yang akan terlibat nanti pada event tersebut akan dilakukan tes terlebih dahulu baik secara ilmu maupun fisik. Melihat kondisi Sirkuit Mandalika membutuhkan tim yang kuat secara fisik.
“Bagaimanapun juga evaluasi yang kemarin kemarin-kemarin, Sirkuit Mandalika itu kan spesial panjang-panjang, jadi kalau fisiknya nggak mampu kan percuma juga,” katanya.
Ia menegaskan, tim medis yang akan dilibatkan yaitu harus meliputi tiga kategori yaitu pengetahuan, keterampilan dan bagus secara fisik. Disebutkan, 153 orang ini tidak saja di lapangan, melainkan juga di medical center. “Tim lapangan 115 orang tim medis dan sisanya di medical center,” katanya.
Untuk tim medis yang akan dilibatkan, RSUD Provinsi NTB membuka recruitment, sehingga tidak saja dari NTB, melainkan dari luar daerah. Rekrutmen yang dilakukan ini, karena tenaga medis di luar daerah juga ingin memiliki kesempatan dan pengalaman dalam menangani event balap.
“Yang dari Sulawesi, Jakarta ingin juga punya pengalaman disini dan kita harus kasih kesempatan. Kalau sudah lolos seleksi akan dimasukkan ke daftar. Nanti kalau ada event kita akan panggil,” katanya.
Workshop penanganan kesehatan pada event balap ini direncanakan digelar setiap tahun. Para peserta yang lolos akan dimasukkan menjadi daftar tim medis pada setiap event yang digelar.
“Kita bisa pake list tenaga yang ada kalau ada event. Itu masuk list. Nanti siapa yang bisa ikut akan dilibatkan,” katanya. Khusus untuk usia, akan diprioritaskan di bawah 35 tahun.
Syarat usia ini penting untuk mengantisipasi kondisi kesehatan tim pada saat event berlangsung. “Kan kalau nanti di tengah lapangan serangan jantung, atau kalau tingginya tidak sama, kan susah juga,” tutupnya. (azm)