Lombok Barat (Inside Lombok) – Kondisi destinasi wisata Tanjung Bias di Desa Senteluk, Batulayar kini mengalami penurunan jumlah pengunjung hingga 35 persen. Padahal sebelumnya lokasi itu menjadi primadona wisata kuliner tepi pantai.
Penurunan jumlah pengunjung itu dinilai tidak terlepas dari semakin menjamurnya wisata kuliner dengan konsep nongkrong santai menikmati berbagai sajian kuliner di pinggir pantai yang sekarang ada di lokasi-lokasi lainnya. Sehingga warga Kota Mataram yang sebelumnya ramai ke Tanjung Bias, kini lebih banyak memilih lokasi yang dekat dengan mereka seperti di Loang Baloq.
“Saat ini sudah sangat banyak yang memakai konsep Tanjung Bias, artinya adalah sudah mulai ada kompetitor,” aku Ketua Bumdes Senteluk, Munajab saat dikonfirmasi, Rabu (07/09/2023).
Menurutnya, para pelaku usaha di Tanjung Bias terus berbenah agar tetap bisa bertahan. Mulai dari membenahi kualitas kuliner yang mereka tawarkan, meningkatkan pelayanan dan melakukan berbagai inovasi.
Guna menyiasati kondisi saat ini, para pengusaha di Tanjung Bias pun mulai menggandeng pihak travel agent untuk menggaet tamu. Salah satunya dengan menambahkan Tanjung Bias dalam paket promosi pariwisata yang ditawarkan.
“Tanjung Bias juga tidak hanya menyasar wisatawan lokal, tapi juga wisatawan domestik dan mancanegara, sehingga saat ini Tanjung Bias banyak dikunjungi wisatawan domestik juga mancanegara. Dengan adanya kerja sama para pedagang dengan travel agent ini,” terang Munajab.
Di sisi lain, di tengah semakin banyaknya kompetitor dan masa-masa kembali bangkit pasca dihantam pandemi Covid-19, pihaknya merasa para pelaku pariwisata dan pengusaha yang ada di Tanjung Bias seolah tak lagi diperhatikan oleh pemerintah daerah (Pemda).
“Sampai hari tidak ada event apapun yang diadakan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) di Tanjung Bias, atau memang Dispar tidak menganggap Tanjung Bias ada? Karena ini terbukti dengan tidak adanya perhatian dari Dispar atau Pemda Lobar,” jelasnya.
Padahal menurutnya Tanjung Bias yang merupakan spot wisata kuliner andalan Lobar yang dibuat secara mandiri oleh Pemdes Senteluk bersama masyarakat tersebut, sempat menjadi ikon Lobar, bahkan menjadi penyumbang PAD.
“Namun miris saja, sampai hari ini Pemda Lobar, khususnya Dispar seakan acuh dan memandang sebelah mata wisata kuliner Tanjung Bias. Tanpa ada perhatian apapun. Kami sebagai pelaku usaha dan masyarakat kecewa, atas dianak-tirikannya Tanjung Bias,” ketus dia.
Pihaknya berharap, Dispar Lobar dapat menyisihkan sedikit anggaran untuk menggelar event untuk dapat membantu mempromosikan kembali Tanjung Bias. “Atau mungkin bisa membuat gapura wisata Tanjung Bias, agar Tanjung Bias bisa lebih terlihat. Dan dari sisi promosi juga sangat penting,” harap dia.
Menanggapi hal itu, Kadispar Lobar, M. Fajar Taufik menyebut pihaknya telah memberikan perhatian salah satunya dengan memberikan pelatihan kepala pengelola wisata Tanjung Bias di Desa Senteluk. “Untuk kegiatan pelatihan pengelolaan sampah dan pengelolaan toilet di destinasi wisata, desa wisata senteluk diberikan pelatihan pada Agustus kemarin, Pemda melalui Dinas Pariwisata sudah memberikan pelatihan pada pengelolaan desa wisata senteluk,” jelasnya.
Namun pihaknya tak bisa mengelak saat ini Dispar Lobar belum dapat memberikan bantuan yang berupa peralatan atau bangunan fisik seperti gapura, lantaran keterbatasan anggaran yang dimiliki. “Untuk bantuan alat untuk pelaku wisata Tanjung Bias belum ada saat ini pada dinas pariwisata. Karena anggaran yang memang terbatas, dinas pariwisata hanya sebatas pada pengembangan SDM pengelola destinasi tanjung Bias saat ini,” pungkasnya. (yud)