Lombok Barat (Inside Lombok) – Rencana investasi pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) di Lombok Barat (Lobar) mulai dijajaki. PT. Envision Green Energy Indonesia sebagai salah satu perusahaan teknologi telah menemui Pemda Lobar untuk melakukan pembahasan rencana investasi itu.
Asisten III Setda Lobar, M. Hendrayadi menyampaikan bahwa PLTB ini akan menjadi suatu hal baru di Lobar. Karena yang ada selama ini hanya PLTU Jeranjang yang dikelola oleh BUMN.
Adanya PLTB ini, pihaknya menilai akan dapat menambah pasokan listrik di Lobar, khususnya di kawasan wisata Sekotong. “Tentu dengan adanya tambahan pasokan listrik ini akan membuka peluang investasi yang lebih besar di Lobar, khususnya di kawasan wisata Sekotong,” ujar Hendra saat menerima perwakilan dari perusahaan tersebut, Rabu (13/09/2023).
Kata dia, nantinya rencana investasi dari PT Envision terkait dengan PLTB itu akan dibahas lebih lanjut dengan pimpinan Pemda Lobar, serta berbagai pihak terkait lainnya. Hendra juga meminta kepada PT. Envision untuk melakukan sosialisasi terkait dampak dan manfaat dari PLTB yang sekiranya nanti akan dirasakan oleh masyarakat di sekitar lokasi. Supaya masyarakat juga memiliki pemahaman tentang PLTB ini, agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
Semetara itu, perwakilan PT. Envision Green Energy Indonesia, Ricky dalam paparannya menyampaikan Envision Group adalah perusahaan yang telah berpengalaman membangun PLTB dan membangun kawasan industri nol karbon di sejumlah negara. Seperti Tiongkok, Paris dan Singapura dan beberapa negara lainnya. “PLTB ini full menggunakan tenaga angin dan tenaga surya dan tidak menggunakan tenaga fosil,” jelas Ricky.
Pihaknya menilai, dengan adanya PLTB ini ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat Lobar nantinya. Mulai dari peningkatan perekonomian masyarakat karena memperoleh pasokan energi yang memadai. Selain itu, Pemda Lobar juga disebutnya akan memperoleh pendapatan dari PPN dan PPH yang akan rutin dibayarkan setiap tahunnya.
“Jika tendernya lolos dan izinnya disetujui, maka untuk tahap pertama, kita akan membangun metmast atau menara pengukur angin untuk mengukur angin, minimal selama setahun,” paparnya.
Di mana dari hasil survei yang telah dilakukan pihaknya, bahwa lokus yang baik untuk membangun menara pengukur angin itu adalah di wilayah Sekotong, tepatnya di Desa Kedaro. “Turbin yang dibutuhkan tidak terlalu luas, sekitar 120 meter, tinggi 140 meter, dan dapat dipastikan tidak mengganggu aktivitas warga bercocok tanam di titik lokasi menara. Serta jenis bangunan bersifat sementara dan tidak permanen,” pungkasnya. (yud)