Mataram (Inside Lombok) – Kampus Universitas Mataram menjadi tempat pertama penyediaan ruang kreatif di lingkungan kampus di Indonesia wilayah timur. Ruang khusus yang disiapkan bisa digunakan untuk semua aktifitas mahasiswa dan para dosen.
Rektor Universitas Mataram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusuma mengatakan para mahasiswa dan dosen bisa memanfaatkannya sebagai tempat diskusi atau bimbingan skripsi. Karena The Gade Creative Lounge (TGCL) sudah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa dan dosen.
“Saya bisa katakana itu bisa digunakan untuk semua diskusi, apakah tentang skripsi atau tugas itu bisa. Itu ada juga tempat lebih besar dan itu ada yang ingin menggunakan layar juga bisa,” katanya Kamis (14/9) pagi.
Selain itu, mahasiswa yang ada di fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Mataram bisa memanfaatkannya sebagai ajang mengembangkan ilmu bisnis yang sudah diterima. Fasilitas yang disiapkan saat ini bisa dikatakan sebagai tempat kreatif. “Kalau serbaguna itu kan bahasa lama, kita gunakan kata kreatif,” katanya.
Direktur Jaringan, Operasi dan Penjualan PT. Pegadaian, Eka Pebriansyah setelah fasilitas disiapkan, perawatan dan pengembangan juga harus dilakukan dengan baik. Dengan begitu, PT. Pegadaian tidak saja menyiapkan fasilitas melainkan the gade The Gade Sociopreneurship Challenge. “Kita akan lomba antar kampus untuk membuat ide-ide kreatif. Tahun lalu kita adakan di kampus Universitas Brawijaya,” katanya.
Keberadaan fasilitas ini nantinya bisa menjadi titik kumpul mahasiswa maupun dosen. Melalui lomba yang digelar, para mahasiswa yang lulus sudah memiliki jiwa entrepreneurship. Karena secara berkelanjutan, Pegadaian akan memberikan dukungan kepada para pelaku usaha. “Nanti payung atasnya bernama the gade preneur. Ini nanti ada pembinaan UMKM umum maupun di kalangan kampus. Kita akan berikan pelatihan hingga permodalan,” ujarnya.
Melalui program yang dijalankan kata Eka, para pelaku usaha bisa lebih berkembang. Diharapkan, fasilitas yang disiapkan saat ini bisa dimanfaatkan oleh pihak kampus untuk mengembangkan ide-ide kreatif yang dimiliki.
“Ada TGCL yang sudah kita bangun dan sangat terawat dengan baik. Animo sangat tinggi. Pengelolanya itu dikelola oleh perpustakaan. Untuk bisa masuk ke TGCL daftar tunggunya sampai 3 hari,”katanya.
Masuknya Pegadaian ke kampus merupakan tanggung jawab di bidang sosial dan lingkungan, sehingga diadakan di kampus-kampus. Karena untuk pelayanan, nanti akan disesuaikan dengan kebutuhan. “Kita juga punya produk yang sesuai dengan kalangan kampus. Harapan kami sinergi kami juga tidak hanya sebatas sampai disini dan kami sangat terbuka,” tutupnya. (azm)