Mataram (Inside Lombok) – Penurunan angka stunting masih digencarkan pemerintah daerah, tidak terkecuali di Kota Mataram. Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Mataram mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk penanganan stunting melalui pemberian susu.
Kepala Dikes Kota Mataram, Usman Hadi mengatakan pemberian susu bagi bayi stunting dengan risiko sudah mulai dilakukan. Pemberian susu ini harus melalui konsultasi dokter spesialis.
“Sudah dilaksanakan. Melalui konsultasi ke dokter spesialis dulu di RSUD Kota (Mataram). Bagaimana ini dipakai tidak, susu itu khusus untuk anak yang stunting dengan risiko,” katanya.
Upaya penekanan stunting melalui pemberian susu akan menyasar 346 anak di Kota Mataram. Berdasarkan aturannya, susu yang akan diberikan selama tiga bulan. Namun nanti tergantung dari perkembangan kondisi anak.
“Kita mencoba dengan 346 anak, akan dapat susu selama tiga bulan dalam teorinya,” katanya. Pengawasan selama pemberian susu kepada anak-anak stunting dengan risiko akan tetap dilakukan. Karena nantinya akan melakukan pemeriksaan selama sekali dalam seminggu. “Ada pengawasannya nanti itu. Kembali ke RSUD setiap dua minggu sekali,” lanjut Usman.
Selain itu, konsumsi susu khusus anak stunting dengan risiko harus berdasarkan resep dokter, karena ada takaran yang harus diikuti oleh para orang tua agar hasilnya bisa lebih maksimal. Resep dokter tersebut nantinya bisa diserahkan ke apotek yang ada di masing-masing puskesmas.
“Itu nanti tergantung dari dokternya. Karena itu pakai (takaran), itu nanti berapa gram nanti dari dokternya ada resep dari dokternya,” ungkapnya. Usman menyebutkan, angka stunting di Kota Mataram saat ini masih di posisi 14,07 persen.
Sampai akhir 2023 ini, Dikes Kota Mataram optimis bisa menurunkan sampai 14 persen. “Turun tapi tidak seberapa. Alhamdulillah. sekarang 14,7 persen. Kita tetap timbang dan ukur berat badannya. Bisa sampai 14 persen ini sampai desember,” kata Usman optimis. (azm)