Mataram (Inside Lombok) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat inflasi pada September 2023 sebesar 2,29 persen. Angka inflasi ini lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional tercatat sebesar 2,28 persen. Dimana komoditas beras menjadi penyumbang inflasi bulan ini, karena terjadinya kenaikan harga beras belum lama ini sehingga mendorong naiknya angka inflasi NTB.
Kepala BPS NTB Wahyudin menerangkan, September 2023 inflasi year on year (y–on–y) gabungan dua kota (Mataram dan Kota Bima) sebesar 2,29 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,24 pada September 2022 menjadi 114,82 pada September 2023. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi m–to–m September 2023, antara lain beras, daging ayam ras, bensin, bahan bakar rumah tangga dan minyak goreng. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi m–to– m, antara lain angkutan udara, bawang merah, telur ayam ras, cabai rawit, dan bawang putih.
“Komoditas penyumbang utama andil inflasi m to m beras sebesar 0,6782 persen, kemudian ada daging ayam ras sebesar 0,0714 persen, disusul BBM 0,0517 persen,” ujar Wahyudin, Senin (2/10).
Selain itu ada bahan bakar rumah tangga sebesar 0,0267 persen dan minyak goreng 0,0161 persen. Begitu secara y on y komoditas penyumbang utama inflasi masih beras paling tinggi yakni sebesar 1,1180 persen, kemudian rokok kretek filter 0,3253 persen, ada emas 0,1823 persen, rokok putih 0,1171 persen dan tarif air minum 0,0941 persen.
“Sementara Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi y–on–y pada September 2023, antara lain beras, rokok kretek filter, emas perhiasan, rokok putih dan tarif air minum PAM. Sedangkan komoditas sumbangan deflasi, ada tongkol diawetkan, cabai rawit, bawang merah, cabai merah dan ikan tongkol/ikan ambu ambu,” jelasnya.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,05 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,78 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,27 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,95 persen.
Selanjutnya, ada kelompok transportasi sebesar 1,65 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,56 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,55 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,50 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,07 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,97 persen. Sedangkan penurunan indeks terjadi pada Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,32 persen
“Tingkat inflasi September 2023 terhadap Agustus 2023 sebesar 0,46 persen dan laju inflasi September 2023 terhadap Desember 2022 sebesar 1,99 persen. Lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi year to date (y–to–d) di Bulan September 2022 sebesar 5,92 persen,” paparnya. (dpi)