Lombok Tengah (Inside Lombok) – Angkak Stunting di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) menurun menjadi 13,34 persen pada Agustus 2023 kemarin. Angka tersebut diklaim jauh dari target penurunan stunting nasional yakni 14 persen di 2024.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Inovasi Daerah (Bapperinda) Loteng, Lalu Wiranata mengatakan sampai Agustus kemarin persentase stunting di Loteng sudah menunjukkan progres di angka 13,34 dari 96.460 balita.
“Jadi angka absolute-nya itu di 12.446 balita mengalami stunting saat ini, itu data Agustus. Kalau data bulan September ini belum keluar datanya, mungkin bisa berkurang lagi,” ujarnya, Senin (2/10/2023).
Menurutnya, penurunan angka tersebut diklaim karena Pemda Loteng cukup intens melakukan program gotong royong bakti stunting ke masyarakat. Padahal beberapa bulan kemarin angka stunting di Loteng masih di angka 17 persen. “Ini cepat karena kesadaran masyarakat semakin tinggi, pola asuh semakin diperhatikan orang tua sekarang lebih peduli sama anaknya,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan penanganan langsung dengan memberikan makanan tambahan seperti telur dan susu. “Seperti kemarin kan kita bagikan telur kemudian susu dan lain-lain, cukup dengan telur untuk mengatasi gizi buruk ini,” terangnya.
Selain itu, untuk mendukung penurunan angka Stunting di Loteng pihaknya mengucurkan anggaran kurang lebih Rp100 miliar yang dialokasikan untuk sejumlah Dinas. “Anggarannya ke Puskesmas itu sekitar Rp200 juta per puskesmas, kemudian ke OPD-OPD untuk beli telur kemudian susu kacang ijo,” katanya.
Dijelaskan, penanganan stunting ini tidak hanya terfokus pada pemberian makanan tambahan saja. Namun juga dilakukan sosialisasi perubahan perilaku kemudian penataan lingkungan. “Itu masuk semua dalam stunting, kemudian sosialisasi di masing-masing kecamatan kemudian di sekolah juga,” tandasnya. (fhr)