31.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaAntisipasi Gangguan Hewan Liar Jelang MotoGP, Disnakeswan Siapkan Dokter Hewan

Antisipasi Gangguan Hewan Liar Jelang MotoGP, Disnakeswan Siapkan Dokter Hewan

Mataram (Inside Lombok) – Perhelatan event MotoGP Mandalika kurang dari dua pekan lagi. Persiapan pengamanan pun terus dilakukan, termasuk untuk antisipasi gangguan hewan liar. Untuk itu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB menyiapkan dokter hewan untuk upaya pengendalian hewan liar.

“Yang hewan liar dibuatkan selter oleh BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam). Nanti tim pecinta hewan itu yang bekerja. Kita siapkan dokter hewannya, mereka yang melakukan monitoring model vaksinasi,” ujar Kepala Disnakeswan NTB, Muhammad Riadi, Selasa (3/10).

Dijelaskan, beberapa waktu lalu memang ada peristiwa seorang anak usia 7 tahun di Lombok Tengah (Loteng) meninggal digigit anjing liar saat sedang bermain di sawah. Peristiwa itu pun menjadi atensi semua pihak agar tidak terjadi kembali. “Alhamdulillah yang di Lombok Tengah anak mati digigit anjing itu negatif rabies,” jelas Riadi.

Menurutnya upaya pengendalian hewan ini menjadi bagian dari pengamanan saat MotoGP, mengingat akan ada banyak tamu dari luar daerah dan luar negeri yang datang. Di mana binatang liar yang diamankan akan disiapkan tempat penampungan. Upaya itu juga untuk memastikan penonton serta pembalap aman dan nyaman.

Disnakeswan NTB disebut Riadi akan menyiapkan dokter hewan sesuai kebutuhan ITDC. Bahkan sudah ada kerjasama dengan dokter hewan untuk terlibat saat pengaman hewan liar di sekitar kawasan tersebut. Sedangkan dari BKSDA sudah menyiapkan shelter atau tempat penampungan bagi hewan liar tersebut. “Dari ITDC sudah sepakat untuk obat-obatannya, tapi operasional sama makan anjing selama di selter itu masih dinegosiasikan,” terangnya.

Diakui, soal makanan dan obat-obatan untuk hewan liar selama di penampungan itu memang menjadi salah satu kekhawatiran. Karena itu, penanganan yang dilakukan perlu persiapan matang juga. “Tentu dikhawatirkan setelah anjingnya ditangkap, tidak ada makanannya terus mati kan ribet. Itu sedang dinegosiasikan oleh BKSDA dengan pihak MGPA,” katanya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer