Lombok Tengah (Inside Lombok) – Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan dan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Lombok Tengah sebagai mitra pemerintah daerah bersama-sama pihak kepolisian, OPD Terkait, pemerintah kecamatan, pemerintah desa, TP PKK Kecamatan dan Desa seluruh unsur masyarakat turut bersama-sama, bergotong royong mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Gumi Tatas Tuhu Trasna ini dengan memberikan pencerahan kepada masyarakat baik di tataran posyandu keluarga, kelas/kelompok ibu hamil, ibu menyusui/ibu balita, kelompok remaja di institusi Pendidikan SMP/MTs/SLTA dan pondok pesantren.
Kegiatan yang dilakukan antara lain Sosialisasi Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dan Pengenalan Kesehatan Reproduksi dalam rangka pencegahan perkawinan anak serta sosialisasi/penyuluhan anti narkoba bagi remaja kepada kelompok remaja di sekolah-sekolah dan pesantren.
Sambang kader PKK ke desa oleh TP-PKK Loteng salah satunya dilakukan ke Desa Pelambik Kecamatan Praya Barat Daya, Rabu (4/10). Melalui program ini, diharapkan masyarakat semakin memahami upaya-upaya dalam pencegahan dan penanganan stunting, ada perubahan perilaku, perubahan pola asuh yang berdampak pada penurunan stunting.
“Kami melakukan sosialisasi pencerahan, menggali permasalahan yang terjadi di kader PKK, termasuk juga kepada orang tua yang anaknya masuk dalam data stunting,” ujar Ketua TP-PKK Loteng, Baiq Nurul Aini Pathul Bahri saat berkunjung ke Desa Pelambik.
Upaya mengatasi stunting, disebut Nurul perlu dilakukan terobosan yang lebih inovatif dengan melakukan penguatan kepada semua lapisan masyarakat bagaimana pola asuh yang tepat dan pola makan anak yang sehat, bergizi dan higienis serta menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
“Kita terus ikhtiar melakukan sosialisasi, kampanye perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat. Alhamdulillah hari ini di Desa Pelambik yang merupakan desa ke-15 (ada 16 desa lokus stunting Tahun 2023) yang telah kami kunjungi atau sambangi,” imbuhnya.
Selain itu itu, pemerintah melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai bulan Agustus 2023 telah dan saat ini sedang berjalan melakukan gotong royong bhakti stunting dengan mendistribusikan memberikan bantuan telur kepada anak stunting (2 butir setiap hari selama 90 hari) dan juga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang diberikan oleh para kader ke anak-anak yang menderita kurang gizi selama 90 hari makan anak.
Penyediaan telur merupakan kerja sama antara OPD dan BUMN, BUMD, pihak swasta dan Lembaga-lembaga yang peduli stunting. Selain itu, pihaknya juga membantu memantau, memastikan kepada orang tua atau pengasuh untuk memberikan asupan gizi yang memadai terutama kepada anak-anak yang stunting.
“Alhamdulillah di Desa Pelambik berdasar catatan dan laporan rutin bulanan terlihat semua ibu-ibu rutin mendatangi posyandu dan memperhatikan dalam pemberian asupan gizi serta pola asuh yang baik kepada anaknya,” terang Nurul.
Dijelaskan juga dalam kegiatan sambang kader tersebut, pihaknya juga melakukan praktek “Demo Masak DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting)” untuk memberikan edukasi kepada ibu-ibu sasaran, ibu hamil, ibu balita cara memasak bahan makanan yang sehat dengan berbahan telur. Karena telur mengandung protein hewani yang mudah diserap tubuh.
“Supaya masyarakat tidak hanya merebus dan menggoreng saja. Ibu-ibu diajarkan bagaimana menyiapkan, mengolah makanan berbahan dasar telur menjadi makanan menarik, sehat dan bergizi serta disukai oleh anak-anak,” jelasnya.
Selain itu dilakukan sosialisasi PUP dan Kesehatan reproduksi serta sosialisasi anti narkoba di Pondok Pesantren Nurul Wathon Pelambik dalam rangka pencegahan pernikahan anak.
Pihaknya berharap program percepatan dalam pencegahan dan penanganan stunting dapat dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh elemen masyarakat masyarakat tanpa harus menunggu intervensi dari pemerintah saja.
“Stunting ini tidak bisa selesai hanya dengan menunggu program dari pemerintah saja akan tetapi keterlibatan kita semua secara bergotong-royong dengan semua lapisan, orang tua, kader, kadus/kaling, tokoh agama tokoh Masyarakat, pihak desa dan lainnya,” tandasnya.
Sementara itu, Camat Praya Barat Daya, M. Rumetan menjelaskan angka stunting di kecamatan tersebut mengalami penurunan yang cukup drastis setelah ada intervensi program dari Pemprov NTB, Pemda Loteng, BUMN, BUMD, swasta dan pihak terkait lainnya termasuk lembaga-lembaga masyarakat di desa seperti kegiatan hari ini keterlibatan PKK Desa, Kecamatan dan Kabupaten.
“Alhasil dalam jangka waktu tiga bulan ini dan seterusnya penurunan angka stunting sangat drastis. Tampak di Desa Pelambik dari data sebelumnya ada 210 anak menderita stunting, Alhamdulillah sudah menurun menjadi 49 anak,” jelasnya. (fhr)