28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiSocial E-Commerce Tutup, Affiliator Bisa Bantu Promosikan Produk Dalam Negeri

Social E-Commerce Tutup, Affiliator Bisa Bantu Promosikan Produk Dalam Negeri

Mataram (Inside Lombok) – Para affiliator yang sebelumnya bekerja sama dengan penyedia jasa social e-commerce seperti TikTok Shop gigit jari setelah pemerintah menghentikan operasionalnya. Meski begitu, keahlian para affiliator itu memasarkan produk diharapkan dapat dialihkan dengan membantu promosi produk dalam negeri, alih-alih produk luar negeri seperti yang dilakukan selama ini.

“Melihat affiliator dari segi (UMKM) makro ini bahaya, mereka ada yang anak SMA, kuliah, ibu-ibu jadi affiliator ini. Tapi affiliator ini masih bisa bekerja, tapi dia promosikan adalah produk dalam negeri, banyak kok produk dalam negeri yang bagus,” ungkap Ketua Lombok Womanpreneur Club (LWC), Indah Purwanti Ningsih, Kamis (5/10).

Untuk itu pemerintah melarang perdagangan secara online melalui media sosial atau social commerce. Sesuai dengan aturan baru permendag nomor 31 tahun 2023 mengatur bahwa platform sosial commerce hanya akan memfasilitasi promosi barang atau jasa dan dilarang menyediakan transaksi pembayaran. Dengan

Ditutupnya sosial e-commerce seperti TikTok Shop sesuai Permendagri 31/2023 diakui memiliki sisi lain, yaitu UMKM mikro memang harus beradaptasi lagi dengan tantangan yang baru. Termasuk soal belajar mempromosikan produknya seperti yang sempat dilakukan para affiliator saat di TikTok Shop.

“Kalau kita membaca algoritma TikTok Shop ada informasi lebih banyak. TikTok ini kan punya China, kenapa pemerintah memisahkan antara sosial e-commerce, dengan e-commerce, karena memang itu akan memicu monopoli,” ujar Indah.

Karena itu, ia sangat setuju dengan upaya pemerintah membuat regulasi tersebut. Meski kemampuan promosi para affiliator yang sebelumnya berbasis di TikTok Shop menjadi perlu diarahkan agar tetap produktif.

“Saya setuju dengan ada regulasi tersebut lama-lama tetap dijajah, UMKM ini dari tahun 1998 sampai 2023, kena covid dilanda resesi. Tapi ekonomi kita bisa survive karena ada UMKM, jangan sampai ada platform seperti ini dikuasai asing, masuk-masuk produk asing karena mereka punya big data, makanya harus diregulasi,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer