Mataram (Inside Lombok) – Sampai saat ini harga beras di pasaran NTB terbilang masih tinggi, salah satunya dipengaruhi kemarau panjang yang melanda hampir seluruh daerah. Karena itu juga musim panen padi mundur dari biasanya.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) NTB, Baiq Nelly Yuniarti mengatakan seharusnya masuk Oktober ini panen mulai dilakukan, sehingga harga beras bisa turun. Sayangnya, masa panen justru mundur karena dipengaruhi kondisi cuaca.
Guna menanggulangi tingginya harga beras, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB pun disebutnya sudah turun langsung mengecek ke gudang-gudang Bulog memastikan ketersedian stok beras. “Kalau kita (musim) tanam saja mundur, bagaimana stok kita sampai akhir tahun?” ujarnya, Jumat (13/10).
Dari sidak yang dilakukan ke gudang Bulog, diketahui stok beras masih aman hingga akhir tahun ini. Saat ini yang diprioritaskan terkait dengan stok harus aman, sedangkan untuk harga akan tetap kendalikan melalui operasi pasar murah.
Kendati, operasi pasar murah sekarang ini tidak bisa jor-joran seperti biasanya, karena harus menjaga stok yang ada. Sehingga mencukupi kebutuhan sampai memasuki musim panen berikutnya. “Jadi operasi pasar pun kami pelan-pelan, makanya kita mulai membatasi pembelian beras 2 picis di Bulog itu. Makanya ini pelajaran buat kita, panen raya itu, gudang Bulog di penuhi dulu untuk jaga-jaga masa paceklik begini. Jadi jangan lagi gabah kita keluarkan, kita olah-olah lah dulu di sini,” imbuhnya.
Menurut Nelly, kenaikan harga beras belakangan ini murni karena kondisi stok dan tidak ada permainan pasar. Apalagi sekarang ini provinsi lain sedang mencari beras, tetapi ketersedian didalam daerah harus dijaga terlebih dulu. Meskipun memang NTB merupakan lumbung pangan, bahkan mengirim beras NTB dikirim keluar daerah untuk memenuhi kebutuhan daerah yang defisit.
“Memang semua daerah lagi kemarau semua. Bukan hanya kita saja, jadi kondisi stok nasional ini yang kita masih limit, tapi aman. Tidak ada yang hilang sekali, cuma tidak banjir seperti biasa. Kesannya kita lumbung padi banjir, sekarang kita tidak. Dalam kondisi aman, hanya harga yang belum turun, masih kita coba tekan,” terangnya.
Sementara ini langkah yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan ketersedian beras di daerah-daerah yang kekurangan beras dengan mengimpor beras. Namun di NTB sendiri sejauh ini masih mencukupi ketersediaan yang, sehingga belum ada beras impor yang masuk.
“Pemerintah pusat akan impor, kalau itu sudah masuk banjir ya sudah (bisa teratasi,red). Cuma kalau NTB kita tunggu kebijakan. Kemarin itu kan biasanya impor beras dari india, tapi India mengunci diri. Jadi ini pemerintah pusat sudah mengupayakan, kita tidak berbicara NTB, tapi daerah lain yang membutuhkan banyak beras,” demikian. (dpi)