Lombok Barat (Inside Lombok) – Lapangan Kantor Bupati Lobar sore tadi dipenuhi massa aksi dan aparat kepolisian yang melakukan simulasi tahapan pemilu. Aksi dalam simulasi itu pun dibuat seolah berujung ricuh lantaran adanya kecurangan, sehingga massa aksi mengepung Kantor KPU dan diamankan personel kepolisian, lengkap dengan anjing pelacak dan satu unit water canon.
Sesekali polisi dalam simulasi itu juga menyemprotkan water canon, hingga menembak gas air mata untuk membubarkan massa aksi. Kurang lebih sebanyak 800 personel kepolisian diterjunkan, mulai dari jajaran Sat Sabhara, hingga BKO dari unsur Brimob Polda NTB.
Bupati Lobar, Fauzan Khalid yang hadir langsung menyaksikan gelaran itu menyampaikan apresiasinya. Sekaligus mengingatkan bahwa dalam pemilu 2024 mendatang terdapat beberapa hal yang perlu diantisipasi oleh aparat keamanan.
Dijelaskannya, jumlah caleg yang ada di wilayah Lobar sekitar 1.170 mulai dari tingkat caleg DPRD kabupaten, provinsi hingga DPR RI. “Kemudian calon anggota DPD ada sebanyak 24 orang, belum lagi pasangan capres-cawapres,” ujar Fauzan yang dimintai tanggapan usai simulasi, Selasa (17/10/2023) sore tadi.
Sehingga banyak hal yang perlu diantisipasi dan diidentifikasi, termasuk pemetaan di mana saja titik yang dinilai rawan. Termasuk juga soal tahapan Pemilu mulai dari pemungutan suara, kemudian perekapan mulai dari Desa, Kecamatan, hingga Pleno akhir di Kabupaten nantinya.
“Ini pengalaman pertama kita untuk Pemilu serentak. Karena ada Pemilihan Presiden juga, jadi perlu dilakukan kajian,” pesannya. Fauzan menilai soal masa jabatan dari Komisioner KPU Lobar yang nantinya akan berakhir H+1 Pemilu, tepatnya pada 15 Februari mendatang juga perlu mendapatkan perhatian.
“Mungkin banyak kita yang tidak tahu, KPU itu masa jabatannya selesai H+1 setelah pemungutan suara. Ini betul-betul juga harus diantisipasi, karena rawan itu,” tandasnya.
Dikonfirmasi di lokasi yang sama, Kapolres Lobar, AKBP Bagus Nyoman Gede Junaedi menyampaikan bahwa simulasi itu digelar untuk melatih personel supaya siap mengatasi situasi-situasi yang mungkin terjadi. Seperti unjuk rasa yang bisa saja berujung anarkis.
“Titik rawan sudah kita identifikasi, sekarang masih dalam tahap asessment atau penilaian. Mudahan situasi kamtibmas di Lobar tetap aman dan kondusif,” ujar Kapolres.
Sehingga nantinya penerjunan personel akan dilakukan sesuai dengan perkiraan situasi. Jika situasi dirasa meningkat, maka pihaknya siap untuk menerjunkan 2/3 personel. Dan bila situasi landai, maka hanya perlu menerjunkan 1/3 dari jumlah 800 personel Polres Lobar.
Dikonfirmasi terkait ketidakhadiran satu pun Komisioner KPU Lobar, Kapolres Lobar itu tidak ingin berasumsi. Yang jelas, kata dia, pihaknya sudah mengundang pihak KPU untuk hadir dalam simulasi tersebut.
“Mungkin ada kegiatan lain. Terpenting, simulasi ini merupakan tugas pokok Polisi, kita didukung dengan anggaran, jadi Forkopimda dan yang lain sifatnya undangan untuk menyaksikan. Jika betul-betul terjadi seperti itu, mudahan bisa bekerjasama,” pungkas Jun. (yud)