Mataram (Inside Lombok) – Kalender event World Superbike (WSBK) 2024 resmi diumumkan melalui akun Instagram @worldsbk pada Kamis (26/10) kemarin. Sayangnya, nama Sirkuit Mandalika hilang dari daftar tersebut setelah dua kali berturut-turut menjadi tuan rumah seri balap internasional itu.
Tidak masuknya Sirkuit Mandalika di seri WSBK tahun depan sepenuhnya menjadi keputusan Dorna Sport selaku pemegang lisensi. Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB pun, dalam hal ini Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, mengaku hanya bisa menerima keputusan itu.
“Saya baru tadi malam dapat informasi, kalau itu sudah menjadi keputusan pemerintah pusat bersama Dorna sudah tidak ada jadwal WSBK 2024. Ya kalau saya sih, apa mau dikata,” ungkap Kepala Dispar NTB, Jamaluddin Malady, Jumat (27/10).
Tidak masuknya Sirkuit Mandalika pada kalender event WSBK 2024 memang mengecewakan. Namun jika ini sudah menjadi keputusan pihak penyelenggara dan pemerintah pusat, Pemprov NTB menerima saja.
Kendati, tidak menutup kemungkinan alpanya Sirkuit Mandalika sebagai tuan rumah WSBK hanya terjadi tahun depan, sehingga di 2025 justru masuk dalam daftar lagi. “Menurut saya, kita melaksanakan WSBK di Sirkuit Mandalika ini sudah bagus. 2022 ini kita mengalahkan penonton WSBK Inggris. 2023 mengalahkan tahun lalu. WSBK ini tidak masuk kalender event 2024 saja, tapi mudah-mudahan 2025 bisa di selenggarakan lagi,” imbuh Jamal.
Menurutnya, kemungkinan tidak diselenggarakan WSBK 2024 di Sirkuit Mandalika karena tahun depan Indonesia menghadapi pemilihan umum (pemilu) sebagai pesta demokrasi. Sehingga bisa saja itu menjadi pertimbangan sehingga tidak ada di tahun depan.
“Tahun depan kita ada pesta demokrasi, ada legislatif, pilpres, pilkada yang serentak dilakukan pada November 2024 nanti,” katanya. Diakui, pelaksanaan event sekelas WSBK maupun MotoGP memang membutuhkan biaya cukup besar. Untuk hosting fee-nya saja di event MotoGP sebesar Rp180 miliar, sedangkan WSBK berkisar Rp100 miliar lebih.
Sebagaimana diketahui pada event WSBK 2023 ini saja, pihak penyelenggara dalam hal ini InJourney yang menaungi ITDC selaku pengelola Sirkuit Mandalika mengatakan WSBK di sirkuit kebanggaan Indonesia itu mengalami kerugian. Kerugian pengelolaan yang dihembuskan oleh holding BUMN bidang pariwisata itu mencapai Rp4,7 triliun, yang didalamnya termasuk kerugian penyelenggaraan balap motor WSBK.
“Memang bisnis sport apapun, jangankan WSBK, MotoGP saja yang penontonya besar itu masih rugi. Jadi bisnis motor sport itu minimal 5 tahun baru kembali modal, apalagi WSBK,” ungkap Jamal.
Kendati, pihaknya berharap WSBK dapat kembali dilaksanakan di tahun-tahun mendatang. Jika perlu, dengan melibatkan pengusaha dan pemerintah daerah untuk mengurus hosting fee seri balap tersebut. “Bahkan Pemprov pun bisa bekerja sama. Saya yakin dengan membayar hosting fee kurang lebih Rp100 miliar sama-sama sedikit (kabupaten/kota). Tapi nanti keuntungannya bisa didapatkan ketika event ini berlangsung, banyak penonton, ada UMKM, perputaran ekonomi itu pasti terjadi,” ujar Jamal. (dpi)