Mataram (Inside Lombok) – NTB berhasil menjadi peringkat pertama destinasi wisata ramah muslim (top muslim – friendly tourism destination) versi Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2023. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahudin Uno pekan lalu di Jakarta.
IMTI 2023 sendiri diselenggarakan Kemenparekraf RI, bekerja sama dengan Bank Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Masyarakat Ekonomi Syariah pusat dan Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia.
Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi yang menerima langsung penghargaan itu mengucapkan terima kasih pada stakeholder terkait yang memungkinkan NTB menjadi destinasi wisata ramah muslim terbaik di Indonesia.
Menambahkan, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady menyebut penghargaan serupa tidak hanya diterima NTB di 2023 ini, melainkan juga di 2018 dan 2019 lalu. “Alhamdulillah Provinsi NTB mendapat peringkat pertama Destinasi Pariwisata Ramah Muslim dan mengalahkan provinsi-provinsi lain yang ada di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Sebelumnya, Sandi selaku Menparekraf juga sempat mengakui NTB sebagai model pengembangan wisata ramah muslim di Indonesia. Branding ini sekaligus menjadi upaya membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja.
Menurutnya, NTB memiliki modal besar untuk mengembangkan wisata halal ramah muslim. Terlebih sederet penghargaan internasional sudah didapatkan provinsi dengan julukan “Pulau Seribu Masjid” itu. “NTB sudah memiliki modal untuk itu (wisata ramah muslim, Red) sebagai upaya membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja,” katanya.
Sebagai informasi, di 2019 Indonesia terpilih sebagai Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia di ajang Global Muslim Travel Index (GMTI) mengungguli 130 destinasi di dunia. NTB sendiri, khususnya Pulau Lombok, saat itu ditetapkan sebagai The World Best Halal Tourism Destination dan The World Best Halal Honeymoon Destination.
“Wisata halal fokus untuk extension of service ketika berwisata dengan mengusung tiga konsep yaitu; good to have, nice to have, dan must to have. Konsep ini dijabarkan ke dalam lima major component dari pariwisata ramah muslim/pariwisata halal yaitu halal hotels, halal transport, halal food, halal tour packages, dan halal finance. Ini bisa kita temui di seluruh wilayah NTB,” ujarnya.
Menparekraf Sandiaga juga menjelaskan, Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengembangkan wisata halal dan menjadi destinasi muslim friendly based terkemuka di dunia.
Pengembangan potensi wisata halal tersebut dalam upaya menciptakan lapangan kerja dan menarik devisa dari muslim traveler dengan optimal. Data State of The Global Islamic Economy Report 2019 menyebutkan, jumlah pengeluaran wisatawan muslim dunia sebesar 200,3 miliar dolar AS atau sebesar 12 persen dari total pengeluaran wisatawan global sebesar 1,66 triliun dolar AS.
“Dengan demikian, Indonesia berada di urutan kelima dari “Top 5 Negara Muslim Traveler” dengan pengeluaran terbesar setelah; Saudi Arabia, UAE, Qatar, dan Kuwait. Dibandingkan dengan negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim lain, Indonesia termasuk konsumen produk halal terbesar, namun disayangkan masih banyak produk yang dibelanjakan merupakan produk impor,” katanya. (r)