Sumbawa (Inside Lombok) – Pabrik penggilingan padi atau Modern Rice Milling Plant (MRMP) terbesar di NTB yang ada di Sumbawa sudah beroperasi. Memanfaatkan empat unit mesin dryer, pabrik itu mampu melakukan penggilingan hingga 120 ton per hari untuk beras.
Kendati, dengan tingginya harga gabah saat ini, proses giling di pabrik tersebut per harinya sekitar 3 ribu GKP (Gabah Kering Panen), sehingga untuk proses giling hanya mencapai 50 ton GKG (Gabah Kering Giling) yang menghasilkan sekitar 30 ton beras. Hasil penggilingan pun disesuaikan preferensi konsumen, baik itu medium maupun premium.
“Kita sementara buat medium sesuai permintaan pasar. Gabah yang kita serap yang 3 ribu ton itu dari Sumbawa, Dompu, sama Taliwang untuk penggilingan di sini,” ujar Pimpinan Wilayah Bulog NTB, David Susanto melalui Manager MRMP Sumbawa, Ilham S, Senin (30/10).
Adanya pabrik penggilingan tersebut diharapkan membuat proses penggilingan gabah hingga menjadi beras tidak membutuh waktu yang lama. Proses pengeringannya sekitar 10-15 jam tergantung dari kadar air GKP, semakin sedikit kadar airnya maka semakin cepat kering.
“Dengan kadar air di angka 28 persen GKP. Ideal atau bagusnya kadar air yakni 25 persen GKP. Kalau secara manual atau pengeringan menggunakan cahaya matahari bisa dilakukan selama dua hari,” ungkapnya.
Untuk alur produksi di MRMP sendiri hingga menjadi beras diawali dari pengeringan, di mana sebelum masuk proses pengeringan terlebih dahulu dilakukan penimbangan baru selanjutnya dimasukkan di mesin dryer, yang kemudian dimasukkan ke rice milling unit (RMU). Dalam RMU ini lanjutnya terdapat proses pecah kulit, pemisah batu (destoner), PK, polisher baru menjadi beras kemudian dikemas menjadi 5 dan 25 kilogram.
“Kita keunggulannya disini sudah memiliki color soter, jadi biji-biji yang kuning, hitam itu langsung di sortir. Bahkan pabrik penggilingan ini juga bisa menghasilkan beras tanpa menir atau beras kepala disesuaikan dengan permintaan konsumen,” jelasnya. (dpi)