Lombok Timur (Inside Lombok) – Akibat cuaca panas yang begitu menyengat di musim kemarau tahun ini tanaman cabai petani tak bisa tumbuh maksimal. Bahkan beberapa jenis cabai turut terserang penyakit.
Salah seorang petani cabai di Lombok Timur (Lotim), Ma’ruf Isnain mengatakan hampir lebih dari 50 persen tanaman cabai keriting miliknya tak dapat tumbuh dengan maksimal. Alasan utamanya adalah adanya hama yang menyerang berupa kutu kebul atau kutu putih.
“Hama jenis kutu tersebut memang dapat berkembang dengan cepat pada cuaca panas seperti ini,” terangnya, Senin (30/10/2023). Ma’ruf menjelaskan, cabai keriting merupakan komoditi yang paling rentan terkena hama ketimbang komoditas cabai lainnya, sehingga penangananya harus optimal agar terhindar dari hama. “Kemarin kita telat penanganannya sehingga menjangkiti tanaman lainnya,” ucapnya.
Dalam menangani hama tersebut, ia menggunakan cairan insektisida jenis EC dengan harga Rp85 ribu per 100 mili yang hanya bisa digunakan untuk satu hektare lahan. Namun penanganannya telat sehingga menyebabkan tanaman hama menyebar, di mana ia mulai melakukan penyemprotan di saat tanaman tumbuh sekitar 4-5 hari.
“Dari 10 ribu batang, sebanyak 5 ribu batang cabai keriting rusak akibat hama tersebut yang di tanam di lahan seluas 20 are,” tuturnya.
Sementara itu, petani lainnya, Saifudin Zohri mengatakan hal yang sama. Saat ini tanaman cabai rawit miliknya tak dapat tumbuh secara optimal. Bahkan daun tanamannya pun tak bisa keluar.
“Saya juga bingung, kenapa tiba-tiba tanaman cabai saya begini, sampai-sampai daunnya tak bisa tumbuh,” pungkasnya. (den)