Mataram (Inside Lombok) – Sejumlah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Indonesia terbakar di 2023 ini. Kondisi ini menjadi pengingat agar Provinsi NTB bisa lebih waspada dengan potensi bencana serupa.
Kepala Bidang Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB, Firmansyah mengatakan di NTB ada sembilan TPA. Namun secara kapasitas yang paling banyak yaitu di TPA Regional di Kebon Kongok, Lombok Barat. Sementara yang lain hanya melayani satu daerah saja. “Ujung barat dan timur itu terjadi kebakaran. Alhamdulillah di NTB tidak,” katanya, Selasa (31/10) pagi.
Ia mengatakan, langkah antisipasi yang dilakukan yaitu mengirimkan surat edaran kepada kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan kebakaran di TPA masing-masing wilayah. Dalam surat edaran tersebut harus melakukan kontrol landfill. “Minimal kontrol landfill. Setiap datang (sampah, Red) langsung ditutup. Sehingga tidak ada gas metan yang keluar,” ujarnya.
Selain itu, para petugas diminta untuk melakukan patroli secara rutin di kawasan TPA. Tidak saja pada saat jam operasional melainkan juga pada malam hari. “Karena bisa jadi kebakaran terjadi pada malam hari,” tambah Firman.
Antisipasi kebakaran lain yang perlu dilakukan yaitu meminimalisir sumber-sumber api. Seperti puntung rokok baik dari petugas maupun pemulung. Standar operasional prosedur dinilai perlu agar bisa menentukan langkah cepat jika terjadi kebakaran. “Kita juga meminta mereka untuk melakukan pelatihan cara memadamkan kebakaran,” katanya.
Firman mengingatkan, kebakaran di TPA Kebon Kongok sudah pernah terjadi beberapa tahun silam. Peristiwa tersebut menimbulkan dampak terutama kesehatan yang disebabkan oleh asap. “Dulu pernah sekitar tahun 2018 lalu. Dampaknya pasti asap ya,” ungkapnya.
Selain asap, pembuangan sampah dua daerah yaitu Lombok Barat dan Kota Mataram terhambat. Karena selama masa pemulihan tidak ada pembuangan. “Masa pemulihannya itu lama,” katanya.
Untuk memaksimalkan penanganan TPA, jam operasional dipersingkat. Dimana, pembuangan sampah oleh dua daerah hanya sampai pukul 16.00 wita. “Jadi dua jam itu kita gunakan untuk penutupan landfill,” tuturnya. (azm)