26.5 C
Mataram
Kamis, 24 Oktober 2024
BerandaEkonomiRatusan Pekerja Asing Masuk di Proyek Smelter KSB, Proporsi Pekerja Lokal Harus...

Ratusan Pekerja Asing Masuk di Proyek Smelter KSB, Proporsi Pekerja Lokal Harus Lebih Besar

Mataram (Inside Lombok) – Sebanyak 300 orang lebih tenaga kerja asing (TKA) asal China tercatat bekerja di Smelter Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Penolakan terhadap adanya TKA ini diakui tidak bisa dilakukan, karena yang menangani proyek tambang PT AMNT itu adalah tenaga ahli dari China.

“Bukan isu, memang ada orang China. Mau bilang apa? Bukan isu,” ujar Wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin, Rabu (1/11) pagi. Ia mengatakan, selama ini proyek yang dilakukan oleh China tetap membawa pekerjanya.

Meskipun ada ketentuan semacam itu, Fud meminta agar pekerja yang dibawa harus memiliki kemampuan. “Kita berharap yang non skill tidak dibawa. Jadi yang dibawa dari China itu yang memiliki skill yang paling penting,” katanya.

Ratusan tenaga kerja yang dibawa ke smelter tersebut dipastikan memiliki skill. “Ini yang dibawa itu pemilik perusahaan dan karyawan pentingnya,” ujarnya.

- Advertisement -

Sementara untuk pekerja dari warga lokal disebut Fud mencapai proporsi 60 persen dari total pekerja yang ada. Artinya, pekerja lokal bisa lebih banyak diakomodir, sesuai peraturan yang ada.

“Kita kan pakai Perbup (Peraturan Bupati KSB, Red), kita 60 persen (permintaan serapan tenaga kerja lokal). Misalnya 10 ribu orang pekerja, maka insyaallah ada lima hingga enam ribu yang ada di sana,” tegasnya.

Jumlah warga lokal yang bekerja di PT. AMNT yaitu lebih dari 3 ribu orang. Namun tidak saja dari KSB, melainkan warga NTB secara umum juga memiliki potensi untuk bekerja di perusahaan tambang tersebut.

“Jadi yang kita berharap yang non skill juga masih banyak di Sumbawa Barat. Tapi kita juga tidak menutup mata untuk warga NTB dari Dompu, Bima, Lombok kan. Tetap welcome,” ungkapnya.

Ia mengatakan, jumlah pekerja yang ada di smelter saat ini mencapai puluhan ribu orang. Para pekerja ini disebut akan terus bertambah karena banyak pabrik ikutan lainnya. “Ini akan terus bertambah. Ada pabrik pupuk, pabrik kabel hasil dari limbah tembaganya,” katanya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer