Mataram (Inside Lombok) – Setelah event MXGP pada bulan Juli 2023 lalu, kondisi sirkuit di eks Bandara Selaparang kini vakum. Tidak ada aktivitas maupun pemeliharaan sama sekali yang dilakukan karena belum ada nota kesepahaman dengan PT. Angkasa Pura selaku pemilik lahan.
Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) NTB, Lalu Herman Mahaputra mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu penandatanganan memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman tripartit antara Pemprov NTB, Pemkot Mataram dan PT. Angkasa Pura. Terutama soal pengelolaan sirkuit tersebut.
Selama belum ada MoU, maka IMI NTB menyebut belum bisa melakukan pemeliharaan. “Kita masih menunggu ini tanda tangan MoU. Kalau sudah ditunjuk siapa yang akan mengelola nanti kita IMI sebagai mitra kita akan lakukan pemeliharaan,” katanya, Minggu (5/11) kemarin.
Setelah event MXGP, belum ada kejelasan siapa yang akan mengelola lintasan sirkuit tersebut. Dengan kondisi itu, IMI NTB belum bisa melakukan intervensi terutama untuk pemeliharaannya. “Kan ini belum jelas siapa (yang akan mengelola). Jadi kita juga belum berani,” ungkapnya.
Ia berharap, sirkuit MXGP Selaparang bisa dikelola oleh Pemkot Mataram. Hal ini berdasarkan lokasinya yang masih berada di wilayah Kota Mataram. “Tapi siapapun nanti yang mengelola ya, mau Pemprov, Pemkot atau Angkasa Pura. Tapi kita berharap Pemkot,” ungkapnya.
Sementara terkait tahun depan akan digelar lagi MXGP, kata dr. Jack, sapaan akrabnya, tergantung dari anggaran yang dimiliki penyelenggara. Jika penyelenggara siap, maka IMI NTB siap untuk mendukung. “Kita siap saja. Kalau lagi diadakan maka pemeliharaan harus dilakukan,” tegasnya.
Biaya pemeliharaan sambungnya tergantung dari luas lahan sirkuit. Namun dengan melihat luas sirkuit MXGP Selaparang, biaya pemeliharaan bisa mencapai Rp1-2 miliar. “Kita tidak tahu kondisi terakhir seperti apa, tapi nanti biayanya tergantung dari luas sirkuit,” katanya.
Anggaran pemeliharaan digunakan untuk memperbaiki lintasan. Tanah-tanah yang padat akan diurug kembali agar memenuhi syarat untuk dilintasi. “Misalnya banner yang sudah tidak sesuai dengan alur sirkuit itu kita perbaiki lagi. Sama pemeliharaan fasilitas lainnya,” turur dr. Jack.
Sementara sirkuit yang ada di Tohpati, Direktur RSUD Provinsi NTB ini mengatakan tetap melakukan pemeliharaan secara rutin. Pasalnya, sirkuit yang ada di Tohpati Kota Mataram itu merupakan miliki IMI NTB. “Kalau di sana tetap kita lakukan pemeliharaan. Kan itu miliki kita IMI NTB,” ungkapnya. (azm)