Lombok Tengah (Inside Lombok) – Hasil penggalangan dana dari masyarakat Lombok Tengah (Loteng) sebesar Rp1,8 miliar dari aksi bela Palestina akan ditransfer ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Donasi yang disalurkan masyarakat tidak hanya berupa uang tunai, melainkan logam mulia atau emas.
“Kemarin sudah tercatat donasi Rp1,8 miliar, tadi kami rapat totalnya itu Rp1,8 miliar,” kata Bupati Loteng, Lalu Pathul Bahri, Senin (20/11) di kantornya. Dikatakan, setelah petugas menghitung ulang dan melihat donasi masyarakat, tidak saja mata uang rupiah ada juga ringgit Malaysia, serta logam mulia dalam bentuk cincin dan koin emas.
“Emas yang kecil itu kami tanya (nilainya, Red) sekitar Rp500 ribu. Kita belum jual ini tapi kurang lebih sebesar itu dan ada juga satu ringgit mata uang Malaysia. Kalau satu ringgit itu sekitar Rp3.500,” imbuhnya.
Pathul menjelaskan hasil perhitungan yang kembali diulang saat ini yaitu lebih dari Rp1,8 miliar. Karena belum disumbangkan, masih ada pegawai yang menyalurkan donasinya kepada warga Palestina. “Itu lah kita sebut Rp1,8 miliar, tidak mungkin kan kita sebut sampai koma-komanya,” jelasnya.
Donasi yang sudah terkumpul nantinya akan dikirim oleh Baznas Loteng dalam bentuk uang ke Baznas pusat. kemudian itu akan disalurkan oleh Baznas pusat ke warga Palestina. “Uang ini akan dikirim ke Baznas pusat. Karena Pemda bersinergi dengan Baznas Loteng dan akan dikirim ke penyaluran Baznas Pusat,” ujarnya.
Di sisi lain, dana yang berhasil dikumpulkan dari aksi bela Palestina yang dihadiri puluhan ribu warga Loteng tersebut dihajatkan semata-mata untuk membantu pemenuhan kebutuhan warga Palestina yang saat ini sedang dalam kesulitan karena serangan Israel. “Kita ingin berbuat baik, tapi ada yang menilai kurang baik itu hal yang biasa. Karena dana ini nanti akan diteruskan untuk bisa membantu keluarga kita disana (Palestina, Red),” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Loteng, Lalu Idham Khalid mengungkapkan bahwa pihaknya juga mengimbau kepada seluruh kepala sekolah dan siswa untuk melakukan donasi dan kegiatan belajar. “Kami menyemangati para kepala Sekolah (di Loteng), karena Mentri Pendidikan Palestina mengungkap bahwa di sana tidak ada penerimaan siswa baru tahun 2024 karena lebih dari 10 anak-anak mati terbunuh oleh Israel,” ungkapnya. (fhr)