28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaLoteng Masuk Musim Hujan, Masyarakat Diminta Waspada Banjir dan Tanah Longsor

Loteng Masuk Musim Hujan, Masyarakat Diminta Waspada Banjir dan Tanah Longsor

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Wilayah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) telah memasuki musim hujan. Karenanya masyarakat diminta untuk waspada bencana yang rawan terjadi, terutama banjir dan tanah longsor.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Loteng, Ridwan Ma’aruf mengatakan memasuki musim hujan ini sudah mulai dalam dua pekan terakhir ini. Bahkan saat hujan beberapa waktu lalu ada memakan korban jiwa anak usia 2,5 tahun. “Kita minta masyarakat untuk tetap waspada, terjadi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor,” katanya, Senin (20/11/2023) di Praya.

Dikatakan, sejumlah wilayah di Loteng memang rawan terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Untuk di wilayah Kecamatan Praya, lokasi yang sering dikepung banjir setiap musim hujan berada di Kampung Jawa, Kelurahan Leneng.

“Kampung Jawa ini kan terusannya (banjir) sampai Tiwu Bokah dan sekitarnya. Ini yang kerap kali terjadi banjir,” imbuhnya. Menurut Ridwan, pemerintah daerah bukan tidak mencegah terjadinya banjir di lokasi-lokasi tersebut. Namun, situasi dan kondisi pemukiman warga itu memang rawan diterpa banjir.

Sementara itu bencana tanah longsor tidak hanya terjadi di wilayah Kecamatan Batukliang Utara seperti yang selama ini sering terjadi. Sekarang ini bencana tanah longsor juga berpotensi terjadi di wilayah Kecamatan Pujut.

“Pepohonan yang ada di wilayah perbukitan sering hanyut saat turun hujan deras. Hal ini yang kerap kali menimbulkan penyumbatan saluran,” katanya. Menurutnya, potongan kayu hingga sampah yang terbawa dari arah bukit sering menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Dikatakan, lokasi-lokasi rawan terjadi bencana ini menjadi atensi pihaknya sehingga telah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat berkaitan dengan dampak bencana yang mungkin timbul saat musim hujan ini, dan juga memasang plang-plang jalur evakuasi.

Di sisi lain, terkait dengan anggaran penanganan bencana sejauh ini tersedia Rp250 juta untuk dana stimulan. Dana tersebut akan digunakan ketika ada rumah warga yang terkena bencana. “Itu kita berikan bukan dalam bentuk dana, tapi kita belikan barang. Jadi setiap ada laporan dari warga yang membutuhkan itu maka kita berikan,” tandasnya. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer